Perencanaan Lanskap Rekreasi di Bantaran Kanal Banjir Timur, Jakarta
Abstract
Keterbatasan lahan untuk rekreasi dan pentingnya untuk meningkatkan kualitas lingkungan telah menjadi permasalahan di perkotaan. Di Jakarta, ada lahan bantaran Kanal Banjir Timur (KBT) yang dapat dimanfaatkan. Namun, saat ini pemanfaatan bantaran KBT belumlah optimal, maka perlu ada pemanfaatan dengan fungsi tambahan rekreasi. Penelitian ini adalah tentang pemanfaatan lanskap bantaran KBT untuk menjadi suatu lanskap ruang terbuka rekreatif yang juga berfungsi sebagai penyangga kanal. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menata lanskap bantaran Kanal Banjir Timur guna meningkatkan kualitas fungsional kanal, meningkatkan keindahan dan kenyamanan kota, serta menambah areal rekreasi warga kota. Perencanaan lanskap ini menggunakan tiga parameter, yaitu : 1) Peraturan-peraturan pemerintah, 2) Keinginan masyarakat, dan 3) Kondisi fisik kawasan. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif secara spasial. Perencanaan lanskap berlokasi di bantaran Kanal Banjir Timur (KBT) yang terletak di Jakarta Timur sampai ke Jakarta Utara, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan panjang total 23,5 Km dan lebar penyangga yang akan direncanakan adalah 50 m dan luas + 235 Ha. Untuk efisiensi dan memudahkan pengamatan, kawasan Kanal Banjir Timur dibagi menjadi tujuh segmen dengan grid yang berukuran (4.500 x 3000) m dan untuk masyarakat calon pemakai tapak adalah masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran KBT dan pemakai lainnya yang diperkirakan akan mengunjungi tapak. Responden yang dipilih adalah orang yang sedang berada pada tapak dan di sekitarnya. Jumlah responden yang diamati adalah 35 orang. Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah bantaran sebagai penyangga kanal rekreatif. Rekreasi yang direncanakan diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat yang sesuai dengan lingkungan perkotaan, juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat kota. Ruang terbuka yang direncanakan diharapkan dapat menciptakan harmoni tata lingkungan perkotaan sehingga memberikan unsur keindahan dan memberikan ruang gerak bagi segenap masyarakat yang memerlukannya. Dari draft RTRW DKI Jakarta (2011-2030), dapat diketahui pada bantaran KBT terdapat empat bentuk tata guna lahan yaitu (1) pemukiman, (2) perkantoran, perdagangan dan jasa (3) industri dan pergudangan, dan (4) RTH budidaya. Selain itu dari draft RTRW tersebut dapat diketahui bahwa RTH di semua segmen direncanakan akan mengalami peningkatan luasan dengan persentase yang berbeda. Hal ini mendukung dalam pengembangan bantaran sebagai fungsi perlindungan kanal dan rekreasi. Secara umum kondisi bantaran Kanal Banjir Timur terdiri dari 37% Ruang Terbuka Hijau, 56% Ruang Terbuka non-Hijau dan 7% Ruang terbangun dengan batas 50 m dari kanal. Maka kondisi penutupan lahan yang ada saat ini mendukung rencana pemanfaatan bantaran untuk kegiatan rekreasi outdoor. Berdasarkan keinginan masyarakat, peluang rekreasi luar ruang (aktif dan pasif) yang dapat dikembangkan adalah jogging, bersepeda, beristirahat, berkumpul, duduk-duduk, bermain dan lainnya. Pemanfaatan ruang untuk rekreasi dibagi menjadi beberapa model yang disesuaikan dengan RTRW yang ada, yaitu : 1) Model rekreasi di daerah pemukiman memiliki luasan sekitar 61,1 Ha (26%), dan jenis rekreasi yang dikembangkan adalah rekreasi aktif dan pasif. 2) Model rekreasi di daerah perkantoran, perdagangan dan jasa memiliki luasan sekitar 11,75 Ha (5%), dan jenis rekreasi yang dikembangkan adalah rekreasi pasif (seperti duduk-duduk dan bersantai). 3) Model rekreasi di daerah industri dan pergudangan memiliki luasan sekitar 49,7 Ha (21%), dan model rekreasi yang dikembangkan berupa rekreasi pasif yang dilengkapi penyangga (buffer) alami yang berupa tegakan pohon. 4) Model rekreasi di daerah RTH budidaya memiliki luasan sekitar 112,5 Ha (48%), dan rekreasi yang dikembangkan adalah rekreasi aktif dan pasif, yang dilengkapi dengan sarana teknis untuk konservasi air (pengimbuh air tanah) serta jalur hijau (green belt). Hasil perencanaan lanskap ini menyimpulkan bahwa bantaran Kanal Banjir Timur cukup potensial untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka kota rekreatif. Lanskap bantaran Kanal Banjir Timur direncanakan memiliki empat model ruang terbuka kota rekreatif yang juga berfungsi sebagai penyangga kanal yaitu model rekreasi : 1) pemukiman, 2) perkantoran, perdagangan dan jasa, 3) industri dan pergudangan, serta 4) RTH budidaya. Tatanan lanskap rekreasi di daerah pemukiman adalah model ruang terbuka yang dilengkapi dengan fasilitas olahraga (jogging track dan lapangan), tempat berkumpul warga (gazebo/saung), taman bermain anak, tempat duduk, dan lainnya. Untuk lanskap rekreasi di daerah perkantoran, perdagangan dan jasa adalah model ruang terbuka berupa blok-blok taman kota, plaza dan tempat untuk duduk-duduk, berkumpul serta beristirahat bagi para pekerja dengan memiliki nilai estetika yang lebih tinggi dibandingkan dengan model lainnya. Lanskap rekreasi di daerah industri dan pergudangan adalah model berupa tegakan pohon yang ditanam secara masif (jarak tanam yang lebih rapat, sebagai penyangga), yang dilengkapi dengan tempat duduk dibawah pohon sebagai tempat beristirahat bagi para pekerja. Untuk lanskap rekreasi di daerah RTH budidaya adalah model hutan kota (berfungsi sebagai daerah sarana pengimbuh air tanah) yang dilengkapi dengan jogging track, jalur sepeda dan tempat duduk.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]