Sifat Fisik Daging Kerbau pada Umur dan Jenis Kelamin yang Berbeda
Physical Characteristic of Buffalo Meat at Different Ages and Sexes
Abstract
Kerbau merupakan salah satu ternak alternatif penghasil daging sebagai sumber protein hewani. Daging kerbau belum banyak diminati oleh konsumen. Bagian yang terpenting yang menjadi acuan konsumen dalam pemilihan daging adalah sifat fisik. Sifat fisik dalam hal ini antara lain warna, keempukan, kekenyalan, susut masak, dan kebasahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh umur dan jenis kelamin yang berbeda terhadap sifat fisik daging kerbau. Daging kerbau yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini adalah bagian otot Longissimus dorsi et lumbarrum. Sampel diperoleh dari peternak kerbau di Kecamatan Menes, Labuan Cibaliung, Banos, Carita, Pagelaran, Panumbang, Sodong, Bojong dan Sakebi di Provinsi Banten. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap faktorial 2x5. Faktor pertama jenis kelamin (jantan dan betina) dan faktor kedua umur (I0, I1, I2, I3, I4). Peubah yang diamati dari penilaian kualitas daging meliputi pH, keempukan, daya mengikat air (DMA), susut masak, dan warna. Data diuji dengan Analisis of Variance (ANOVA). Uji perbedaan Tukey dilakukan pada data yang berbeda nyata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa susut masak dipengaruhi oleh kelompok umur (P<0,05) yang berbeda, tetapi tidak oleh jenis kelamin (P>0,05). Pengujian pada pH, keempukan, daya mengikat air, warna daging dan lemak tidak dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin diduga disebabkan oleh faktor manajemen pemeliharaan, pemotongan ternak, dan penanganan daging. Kerbau merupakan salah satu ternak alternatif penghasil daging sebagai sumber protein hewani. Daging kerbau belum banyak diminati oleh konsumen. Bagian yang terpenting yang menjadi acuan konsumen dalam pemilihan daging adalah sifat fisik. Sifat fisik dalam hal ini antara lain warna, keempukan, kekenyalan, susut masak, dan kebasahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh umur dan jenis kelamin yang berbeda terhadap sifat fisik daging kerbau. Daging kerbau yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini adalah bagian otot Longissimus dorsi et lumbarrum. Sampel diperoleh dari peternak kerbau di Kecamatan Menes, Labuan Cibaliung, Banos, Carita, Pagelaran, Panumbang, Sodong, Bojong dan Sakebi di Provinsi Banten. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap faktorial 2x5. Faktor pertama jenis kelamin (jantan dan betina) dan faktor kedua umur (I0, I1, I2, I3, I4). Peubah yang diamati dari penilaian kualitas daging meliputi pH, keempukan, daya mengikat air (DMA), susut masak, dan warna. Data diuji dengan Analisis of Variance (ANOVA). Uji perbedaan Tukey dilakukan pada data yang berbeda nyata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa susut masak dipengaruhi oleh kelompok umur (P<0,05) yang berbeda, tetapi tidak oleh jenis kelamin (P>0,05). Pengujian pada pH, keempukan, daya mengikat air, warna daging dan lemak tidak dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin diduga disebabkan oleh faktor manajemen pemeliharaan, pemotongan ternak, dan penanganan daging.