Analisis Risiko Produksi Tanaman Hias Adenium di Perusahaan Anisa Adenium, Bekasi Timur Provinsi Jawa Barat.
Abstract
Salah satu komoditas hortikultura yang cukup baik perkembangannya adalah tanaman hias. Terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto komoditas hortikultura dari tahun 2007 sampai 2009, khususnya untuk komoditas tanaman hias. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa tanaman hias memegang peranan penting dalam subsektor hortikultura pada khususnya dan sektor pertanian pada umumnya. Perkembangan produksi berbagai tanaman hias di Indonesia mengalami fluktuasi produksi. Selain itu, terdapat variasi produktivitas tanaman hias yang diproduksi di Indonesia. Adanya variasi produksi dan produktivitas menunjukkan terjadinya fluktuasi dalam usaha produksi tanaman hias yang mengindikasikan adanya risiko pada usaha tanaman hias. Perusahaan Anisa Adenium merupakan salah satu perusahaan florikultura yang sedang berkembang. Perusahaan ini melakukan diversifikasi dalam melakukan kegiatan usahanya yaitu mengusahakan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco. Setiap varietas memiliki karakteristik yang khas sehingga tiap varietas adenium memiliki keunggulan dan sumber risiko yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi tanaman hias adenium (2) menganalisis usaha diversifikasi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium dalam upaya menurunkan risiko dan (3) menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi di perusahaan Anisa Adenium. Penelitian ini dilakukan di perusahaan Anisa Adenium yang berlokasi di Jl. Damar I Blok A1/7 Bekasi Timur, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-November 2011. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko yaitu Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation serta melihat pengaruh diversifikasi untuk menekan risiko. Sumber-sumber risiko produksi tanaman hias adenium pada perusahaan Anisa Adenium antara lain kondisi cuaca atau iklim, hama dan penyakit, bibit, peralatan dan bangunan, dan tenaga kerja. Berdasarkan analisis risiko pada komoditas tunggal yang diusahakan perusahaan Anisa Adenium diperoleh risiko yang paling tinggi terdapat pada adenium varietas Arabicum dengan nilai Coefficient Variation 0,367 sedangkan yang paling rendah terdapat pada adenium varietas Taisoco dengan nilai Coefficient Variation 0,108. Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada ketiga varietas adenium yang dilakukan Perusahaan Anisa Adenium disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi. Strategi untuk penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah dengan melakukan diversifikasi, dimana nilai coefficient variation untuk diversifikasi lebih kecil bila dibandingkan komoditi tunggal. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan melakukan diversifikasi maka akan dapat menekan risiko produksi yang terjadi di perusahaan. Diversifikasi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan mengusahakan tiga varietas adenium, karena nilai coefficient variation dari kombinasi ketiga varietas lebih kecil dibandingkan dengan komoditi tunggal dan juga kombinasi dua varietas. Selain diversifikasi, strategi yang diterapkan oleh perusahaan Anisa Adenium berdasarkan sumber-sumber risiko yang ada adalah dengan memperhatikan kondisi cuaca dan iklim yang terjadi sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi kegagalan misalnya penggunaan paranet pada saat musim hujan sehingga kadar air dalam bonggol adenium tetap stabil. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi serangan hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman hias adenium, untuk itu hal ini harus benar-benar diperhatikan dalam memproduksi tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium juga harus memperhatikan tenaga kerja yang ada, dimana tenaga kerja yang kurang terampil akan mempengaruhi keberhasilan produksi. Salah satu faktor ketidakberhasilan produksi adalah pada teknik perbanyakan, hal ini disebabkan kurang terampilnya tenaga kerja dalam melakukan perbanyakan. Pada saat perbanyakan tanaman harus diperhatikan kecepatan dan ketepatan, serta peralatan yang digunakan harus steril sehingga diperoleh persentase keberhasilan yang maksimal. Untuk itu perusahaan sebaiknya mengalokasikan dana untuk program pelatihan bagi karyawan agar lebih terampil dalam memproduksi adenium.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]