Pengaruh Kredit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Belimbing Dewa (Kasus: Kelompok Tani Sarijaya, Kota Depok)
Abstract
Kredit merupakan salah satu sumber modal dalam usahatani. Pada umumnya, kredit berperan dalam pengadaan faktor-faktor produksi, sehingga dapat dikatakan kredit secara tidak langsung terpaut dalam kegiatan produksi. Dalam penelitian ini, kredit PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) berperan sebagai salah satu sumber permodalan bagi petani belimbing dewa di Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan kredit terhadap pendapatan dan penggunaan faktor-faktor produksi usahatani belimbing dewa. Untuk menganalisis pengaruh kredit penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan kegiatan usahatani belimbing dewa sebelum dan sesudah menerima kredit yaitu membandingkan penggunaan input, produksi, penerimaan, dan pendapatan usahatani belimbing dewa sebelum menerima kredit dan setelah menerima kredit. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pancoran Mas dan Kelurahan Rangkepan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan sejak bulan Mei 2011 hingga bulan Juli 2011. Total responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 orang. Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C rasio) serta analisis fungsi produksi. Analisis pendapatan usahatani ini menggunakan hasil perhitungan rata-rata dari responden dalam periode satu tahun atau tiga kali musim panen dengan menggunakan metode pembobotan usia pohon. Metode pembobotan usia pohon dilakukan untuk menyamakan usia pohon dari seluruh pohon yang dimiliki oleh petani responden. Sehingga analisis pendapatan usahatani dapat dilakukan berdasarkan jumlah pohon. Analisis pendapatan usahatani ini dilakukan dengan satuan per sepuluh pohon Penggunaan kredit terbesar pada petani responden digunakan untuk usahatani belimbing dewa, yaitu sebesar 60,49 persen. Dana kredit yang digunakan oleh petani responden sebagian besar digunakan untuk penggunaan input seperti pupuk dan pestisida. Selain digunakan untuk usahatani, sebesar 4,85 persen dana kredit yang diterima oleh petani juga digunakan untuk usaha lain. Selain untuk kegiatan usaha, banyak petani yang menggunakan dana kredit untuk kebutuhan rumah tangga, yaitu sebesar 34,66 persen. Kredit PKBL yang diperoleh petani responden belum memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan petani responden. Hal ini disimpulkan dari pendapatan usahatani belimbing dewa per sepuluh pohon per tahun atas biaya tunai dan biaya total petani responden pada tahun 2010 yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun 2007. Namun, usahatani belimbing dewa yang dijalankan oleh petani responden dapat dikatakan menguntungkan karena nilai R/C rasio yang diperoleh lebih dari satu. Penurunan jumlah pendapatan usahatani belimbing dewa ini diakibatkan oleh menurunnya jumlah penggunaan input produksi. Hal ini disebabkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan harga input untuk iv semua input produksi sehingga petani mengurangi tingkat penggunaan input untuk mengurangi biaya usahatani. Selain itu, penurunan pendapatan juga terjadi akibat serangan hama lalat buah dan cuaca buruk pada tahun 2010 sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi belimbing dewa adalah pupuk NPK, pupuk urea, pupuk gandasil, pestisida, dan tenaga kerja. Sedangkan faktor produksi pupuk kandang dan kredit tidak mempengaruhi produksi belimbing dewa secara nyata. Bila dilihat dari nilai elastisitasnya, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling responsif bila dibandingkan dengan faktor produksi lainnya. Hal ini disebabkan tenaga kerja banyak dibutuhkan dalam kegiatan budidaya belimbing dewa, Pengaruh kredit yang tidak nyata terhadap produksi belimbing dewa diakibatkan penggunaan kredit yang tidak maksimal oleh petani responden. Sebagian besar petani banyak yang menggunakan kredit untuk keperluan rumah tangga. Saran yang dapat diberikan adalah perlunya pendampingan pemberian kredit pasca petani menerima kredit PKBL sehingga petani mendapatkan evaluasi serta pengawasan sehingga dapat mengurangi penyimpangan penggunaan dana kredit. Kegiatan penyuluhan sebaiknya diikuti oleh seluruh petani anggota kelompok tani. Hal ini dimaksudkan agar tim penyuluh lebih mengetahui permasalahan yang dialami oleh petani secara keseluruhan sehinnga petani dapat menerpakan teknologi dan cara budidaya yang tepat sesuai dengan permasalahan yang ada. Selain itu, penggunaan pupuk urea dalam usahatani belimbing dewa sebaiknya dihilangkan karena penggunaan pupuk urea yang bersamaan dengan pupuk NPK akan menyebabkan tanaman memperoleh zat nitrogen yang berlebih.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]