Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat
Abstract
Perikanan merupakan salah satu sumber pendapatan nasional dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Peran penting sektor tersebut pada saat ini belum diiringi dengan pengoptimalan pemanfaatan potensi yang ada. Hal ini menyebabkan peningkatan pemanfaatan potensi perikanan perlu dilakukan. Salah satu komoditi perikanan yang pemanfaatan potensinya berpeluang untuk ditingkatkan adalah ikan hias. Pemanfaatan potensi ikan hias dapat dilakukan melalui subsektor perikanan tangkap dan budidaya. Pemanfaatan melalui subsektor perikanan budidaya dinilai lebih mampu menjaga kelestarian alam dan dapat berproduksi sepanjang tahun. Jenis ikan hias yang potensinya banyak dimanfaatkan melalui subsektor perikanan budidaya adalah ikan hias air tawar. Kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Curug Jaya adalah salah satu pokdakan yang membudidayakan ikan hias air tawar di Kota Depok. Peningkatan pemanfaatan potensi ikan hias oleh kelompok ini terkendala oleh pola permintaan yang menurun pada bulan Mei sampai September serta peningkatan intensitas persaingan dengan pokdakan-pokdakan sejenis lainnya. Dengan demikian, Pokdakan Curug Jaya membutuhkan strategi usaha yang sesuai dalam menghadapi permasalahan tersebut. Penelitian ini ingin merumuskan strategi usaha bagi Pokdakan Curug Jaya. Perumusan strategi yang baik akan mempertimbangkan kondisi lingkungan usaha agar strategi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pada Pokdakan Curug Jaya, merumuskan alternatif strategi usaha Pokdakan Curug Jaya, serta menentukan prioritas strategi usaha Pokdakan Curug Jaya. Pengumpulan data lapang pada penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di lokasi Pokdakan yakni Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja atau purposive. Metode pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif serta pendekatan kerangka tiga tahap perumusan strategi dengan alat analisis berupa matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Faktor kekuatan Pokdakan Curug Jaya adalah sistem pemasaran satu pintu, anggota saling membantu untuk maju, produk berkualitas, berkesinambungan, dan berkuantitas besar, serta prestasi kelompok. Kelemahannya yaitu keterbatasan modal, pencatatan data dan keuangan belum rapih, tidak adanya bagian RnD secara khusus, pengelolaan sistem pemasaran satu pintu terpusat pada ketua, serta promosi belum optimal. Faktor peluang Pokdakan Curug Jaya adalah peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 5,92 persen per tahun pada periode tahun 2006-2010, potensi lingkungan bojongsari, adanya BRBIH, penyuluh perikanan, dan program PUMP PB di Depok, perkembangan teknologi, pelanggan yang setia, ikan hias jenis tetra diminati pasar lokal dan ekspor, serta pameran ikan hias tahunan. Ancamannya adalah penurunan permintaan ikan hias pada bulan mei sampai sepetember sebesar 25 persen sampai 50 persen dan penerapan sistem pemasaran satu pintu oleh pembudidaya sejenis. Skor bobot total Pokdakan 2,664 berdasarkan matriks IFE dan 3,003 berdasarkan matriks EFE sehingga posisi Pokdakan pada matriks IE berada pada sel II yaitu kondisi tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang dapat diterapkan pada Pokdakan Curug Jaya adalah menambah kapasitas produksi, menambah jenis ikan hias, meningkatkan modal, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan administrasi, ikut aktif dalam pameran ikan hias tahunan, mempertahankan kesinambungan dan kuantitas serta meningkatkan kualitas produk, memasarkan pada eksportir bertujuan selain Amerika dan Uni Eropa serta pada pasar lokal, dan mempertahankan serta meningkatkan hubungan baik dengan para konsumenmelalui pemberdayaan para pengurus dalam sistem penjualan satu pintu. Strategi proritas utama bagi Pokdakan Curug Jaya adalah mempertahankan kesinambungan dan kuantitas serta meningkatkan kualitas produk (STAS 12,521). Strategi prioritas kedua adalah menambah jenis ikan hias (STAS 10,752) dan strategi prioritas ketiga adalah meningkatkan kapasitas produksi (STAS 9,389). Strategi prioritas utama dapat diterapkan melalui mempertahankan proses pembudidayaan ikan hias tiga jenis Tetra dan keberadaan warung kelompok yang sudah berjalan, meningkatkan ketelitian penyortiran di anggota dan pengawasannya di ketua kelompok, serta membuat catatan keluhan konsumen mengenai kualitas produk dan membahas hal ini dalam rapat kelompok secara rutin.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]