Show simple item record

Nutritional Knowledge and Attitude, Milk Consumption and Nutritional Status of Pregnant Women.

dc.contributor.advisorDwiriani, Cesilia Meti
dc.contributor.authorAmrin, Atika Primadala
dc.date.accessioned2012-02-22T01:01:32Z
dc.date.available2012-02-22T01:01:32Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53463
dc.description.abstractNutritional problems among pregnant women can be avoided if the addition of nutritional need during pregnancy are supported by adequate food intake. Milk is one example of food for pregnant women. Pregnant women has been a potential group for milk industry as this group has special nutritional needs. Based on The National Agency of Drug and Food Control in 2005, there were 56 products special for pregnant and lactating women. General objective of this research was to study the relation between nutritional knowledege and attitude, milk consumption and nutritional status of pregnant women in Bogor. The research was using cross-sectional study design and was conducted on July 2011 in Puskesmas Sindangbarang, Posyandu Balumbang Jaya and three maternal care centers in Bogor. Samples was choosen purposively that is those on the third trimester. There were 70 healthy pregnant women involved and being interviewed using questionairre in this research. Most of the samples chose to consume special milk for pregnant women. There’s negative relation between knowledge and the kind of milk product chosen (r=-0,273;p<0,05), as well as negative relation between attitude and the kind of milk product chosen (r=-0,437;p<0,01). It means that samples with better nutritional knowledge and attitude, which reflects better income, tend to choose special milk for pregnant women. No relation was found between nutritional knowledge and attitude, milk consumption and nutritional status of pregnant women in Bogor (p>0,05)en
dc.description.abstractMasalah gizi pada ibu hamil dapat dihindari jika peningkatan kebutuhan gizi diimbangi dengan asupan makanan yang sesuai, sehingga tidak terjadi defisiensi zat gizi pada ibu hamil. Salah satu jenis makanan yang menarik untuk diperhatikan adalah susu. Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2005 menunjukkan terdapat 56 produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mempelajari pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi ibu hamil di Kota dan Kabupaten Bogor. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) Mempelajari karakteristik contoh dan keluarga; 2) Mempelajari pengetahuan dan sikap gizi serta media informasi tentang susu; 3) Mempelajari kebiasaan makan, intik serta kecukupan energi dan zat gizi; 4) Mempelajari status gizi; 5) Mempelajari praktek konsumsi susu (jenis, bentuk, frekuensi, jumlah, tempat pembelian, atribut utama yang paling diperhatikan dalam membeli dan alasan mengkonsumsi produk); 6) Menganalisis hubungan antara karakteristik contoh dan keluarga, pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi. Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di satu puskesmas dan satu klinik bersalin di Kota dan di dua klinik bersalin serta dua posyandu di Kabupaten Bogor, dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin penelitian. Penelitian berlangsung pada bulan Juli 2011. Contoh dipilih secara purposif dengan kriteria inklusi: 1) Ibu hamil dengan usia kehamilan trimester III; 2) Usia ibu hamil >18 tahun; 3) Ibu hamil tidak merokok dan minum alkohol serta tidak berpenyakit kronis; 4) ibu hamil bersedia dijadikan contoh. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah 70 orang ibu hamil, 35 orang berasal dari Kota Bogor dan 35 orang berasal dari Kabupaten Bogor. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik contoh dan keluarga, pengetahuan dan sikap gizi contoh, media informasi mengenai susu, kebiasaan makan, konsumsi pangan dan praktek konsumsi susu serta status gizi contoh. Data yang diperoleh diolah secara statistik deskriptif dan statistik inferensia. Analisis secara deskriptif menggunakan teknik pengolahan statistika dasar meliputi ukuran sebaran (rata-rata, standar deviasi, nilai minimun dan nilai maksimum). Sementara itu, analisis statistik inferensia dilakukan dengan menggunakan uji beda Mann-Whitney dan independent sampel T-test serta uji korelasi Spearman dan Pearson. Hampir seluruh contoh (94,29%) berada pada rentang usia 20-35 tahun. Sebanyak 57,14% contoh di Kota menempuh pendidikan tinggi, berbeda signifikan dengan 68,57% contoh di Kabupaten yang menempuh pendidikan menengah. Sekitar tiga per empat (74,3%) contoh tidak bekerja. Lebih banyak contoh di Kabupaten (91,4%) yang tidak bekerja daripada contoh di Kota (57,1%), perbedaan ini teruji secara statistik. Sebagian besar contoh (60%) pernah hamil 2-3 kali dan tidak ada yang pernah mengalami keguguran. Pengeluaran/bulan untuk susu contoh di Kota lebih tinggi dan berbeda signifikan contoh di Kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar contoh (97,14%) termasuk dalam keluarga kecil (<4 orang). Terdapat perbedaan signifikan antara pendidikan suami di Kota dan Kabupaten. Sebagian besar suami contoh di Kota (54,29%) menempuh pendidikan tinggi, sedangkan sebagian besar suami contoh di Kabupaten (51,43%) menempuh pendidikan menengah. Pekerjaan suami contoh pada umumnya adalah pegawai swasta. Pendapatan/kapita/bulan contoh di Kota lebih tinggi dan berbeda signifikan dengan contoh di Kabupaten. Lebih dari setengah contoh di Kota (57,14%) memiliki pengetahuan gizi sedang dan berbeda signifikan dengan sebagian besar contoh di Kabupaten (85,71%) yang memiliki pengetahuan gizi kurang. Empat per lima contoh (80%) setuju bahwa selama kehamilan ibu harus mengkonsumsi susu, dan sebagian besar contoh (65,71%) setuju bahwa jenis susu yang harus dikonsumsi adalah susu khusus ibu hamil. Lebih dari separuh contoh di Kota ( 57,14%) dan Kabupaten (54.29%) memiliki sikap dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan antara sikap contoh di Kota dan Kabupaten, dimana contoh di Kota lebih banyak memiliki sikap yang baik sedangkan contoh dengan sikap kurang lebih banyak ada di Kabupaten. Sebagian besar contoh memperoleh informasi mengenai susu dari sumber komersial. Contoh dalam penelitian ini makan teratur tiga kali sehari, selalu sarapan dan mengkonsumsi makanan selingan. Terdapat perbedaan signifikan antara konsumsi lauk hewani dan konsumsi buah contoh di Kota dan Kabupaten. Sebanyak 57,14% contoh di Kota memiliki tingkat kecukupan energi normal, berbeda signifikan dengan 42,86% contoh di Kabupaten yang memiliki tingkat kecukupan energi defisit tingkat berat. Mayoritas contoh di Kota (48,57%) mencukupi intik protein harian, sedangkan intik protein bagi 48,57% contoh di Kabupaten tergolong defisit tingkat berat. Sebagian besar contoh di Kota telah cukup intik zat besi dan vitamin A, namun terdapat 65,71% contoh yang kekurangan intik vitamin C harian. Sebagian besar contoh di Kabupaten masih kurang intik zat besi dan vitamin C, namun kebutuhan vitamin A telah tercukupi. Persentase contoh dengan status gizi normal sebelum hamil lebih banyak terdapat di Kabupaten (77,14%) dibanding di Kota (54,29%). Pertambahan berat badan/minggu contoh di Kota berkisar antara 0,1 - 0,8 kg, dengan rata-rata 0,4  0,1 kg. Pertambahan berat badan/minggu contoh di Kabupaten berkisar antara 0,1 - 0,6 kg, dengan rata-rata 0,3  0,13 kg. Terdapat perbedaan signifikan, dimana rata-rata pertambahan berat badan/minggu contoh di Kota lebih besar daripada contoh di Kabupaten Sebagian besar contoh di kedua wilayah (65,71%) memilih jenis susu khusus ibu hamil dengan bentuk bubuk. Alasan utamanya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Contoh mengkonsumsi susu secara teratur. Atribut utama yang banyak diperhatikan adalah kandungan gizi dan rasa susu. Tempat pembelian utama adalah supermarket. Terdapat hubungan signifikan positif antara pendidikan contoh dan suami; status pekerjaan contoh, pendapatan per kapita per bulan; usia contoh dan pengeluran per bulan untuk susu dengan pengetahuan gizi contoh. Pengetahuan gizi berhubungan signifikan positif dengan sikap gizi. Terdapat hubungan signifikan positif antara pengetahuan dan sikap dengan kebiasaan makan utama, sarapan, konsumsi pangan hewani dan buah-buahan. Pengetahuan dan sikap gizi berhubungan signifikan negatif dengan jenis susu yang dipilih. Pengetahuan gizi, sikap, kebiasaan makan serta tingkat kecukupan zat gizi dan praktek konsumsi susu tidak memiliki hubungan signifikan dengan status gizi maupun pertambahan berat badan ibu selama kehamilan. Pendidikan gizi perlu dilakukan untuk memperkaya pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan. Sosialisasi lebih lanjut perlu dilakukan agar ibu memahami peranan susu bagi kesehatan ibu hamil.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectnutritional knowledgeen
dc.subjectattitudeen
dc.subjectmilk consumptionen
dc.subjectpregnant womenen
dc.subjectnutritional statusen
dc.titlePengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi ibu hamilen
dc.titleNutritional Knowledge and Attitude, Milk Consumption and Nutritional Status of Pregnant Women.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record