Penapisan Antibakteri yang Dihasilkan oleh Bakteri Asam Laktat dari Produk Bekasam Ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia)
Abstract
Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup manusia. Bahan pangan umumnya memiliki masa simpan atau daya awet yang terbatas, terutama pada bahan pangan yang bersifat perishable food atau rentan akan kerusakan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu bahan pengawet alami agar bahan pangan tersebut tidak mudah mengalami perubahan sifat (warna, rasa, bau) dan juga perubahan kandungan gizi didalamnya. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu jenis bakteri yang mampu memproduksi metabolit sebagai senyawa antibakteri. Bakteri asam laktat dinilai tidak berbahaya, sehingga baik digunakan sebagai bahan pengawet alami atau probiotik melawan bakteri patogen. Penelitian ini bertujuan untuk menapis senyawa antibakteri dari tiga isolat bakteri asam laktat (BAL) yang berbeda dan menentukan waktu optimum produksi senyawa antibakteri dari isolat terpilih. Metode penelitian yang dilakukan terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pertama penapisan senyawa antibakteri dari tiga isolat BAL, yakni SK(15), SK(16) dan SK(19). Tahapan ini meliputi kultivasi, pemanenan dan uji aktivitas senyawa antibakteri. Tahap kedua adalah produksi senyawa antibakteri dari isolat BAL terpilih. Tahap ini meliputi kultivasi, pengukuran kadar asam laktat dan uji aktivitas senyawa antibakteri dari isolat terpilih. Penapisan isolat SK(15), SK(16) dan SK(19) yang berasal dari produk bekasam ikan seluang menghasilkan senyawa antibakteri berupa asam-asam organik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji. Berdasarkan penapisan senyawa antibakteri yang dilakukan, SK(15) merupakan isolat dengan hasil terbaik yang ditunjukkan dengan aktivitas zona hambat terbesar di sekeliling sumur pada uji aktivitas senyawa antibakteri. Produksi senyawa antibakteri dari isolat terpilih (SK(15)) menunjukkan bahwa isolat SK(15) menghasilkan aktivitas hambat terhadap pertumbuhan bakteri uji Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Salmonella typhimurium. Aktivitas antimikroba yang diproduksi isolat SK(15) termasuk ke dalam kelompok aktivitas hambat tinggi, sehingga isolat SK(15) memiliki potensi sebagai agen biopreservatif makanan. Aktivitas penghambatan terbaik terjadi pada jam ke-28 yang merupakan fase stasioner dari pertumbuhan bakteri.