Pengaruh Sistem Job Order terhadap Alokasi Sumberdaya dan Produksi pada Rinadya Yoghurt Kabupaten Bogor Jawa Barat
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya penerapan sistem produksi berdasarkan jumlah pesanan (job order) dalam menjalankan usaha pengolahan susu segar menjadi yoghurt di Rinadya Yoghurt. Rinadya Yoghurt merupakan industri rumah tangga yang memiliki keterbatasan dalam berproduksi yoghurt. Selain itu, masih belum menguasai sistem pemasaran dengan baik sehingga mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya. Hal ini dikarenakan jumlah produksi yoghurt yang dihasilkan masih terbatas. Sistem job order yang diterapkan oleh Rinadya Yoghurt memiliki kelebihan dan kelemahan bagi produksi yoghurt. Kelebihan dari adanya sistem job order yaitu jumlah permintaan pasar akan yoghurt lebih terjamin sehingga pihak Rinadya Yoghurt dapat meminimalisir kerugian akibat tidak terjualnya produk yoghurt yang dihasilkan. Namun, kelemahan dari adanya sistem job order adalah membuat keputusan produksi bergantung pada jumlah pesanan yang belum tentu sesuai dengan ketersediaan sumberdaya bahan baku susu segar, bahan baku penolong, tenaga kerja, dan kapasitas mesin yang dimiliki Rinadya Yoghurt. Adanya sistem job order dalam memproduksi yoghurt di Rinadya Yoghurt akan mempengaruhi pengalokasian sumberdaya seperti susu segar, bahan baku penolong, tenaga kerja, dan kapasitas mesin yang nantinya akan berpengaruh pada keuntungan yang diperoleh Rinadya Yoghurt. Oleh karena itu, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis apakah produksi yoghurt pada sistem job order sudah optimal, menganalisis pengaruh sistem job order terhadap alokasi penggunaan sumberdaya dalam memproduksi yoghurt di Rinadya Yoghurt, menganalisis sumberdaya yang menjadi kendala di Rinadya Yoghurt dalam memproduksi yoghurt, dan menganalisis pengaruh dari adanya sistem job order terhadap keuntungan Rinadya Yoghurt. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi susu segar dan susu olahan di Indonesia. Rinadya Yoghurt dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu usaha pengolahan susu segar menjadi yoghurt berskala industri rumah tangga di daerah Kabupaten Bogor. Pengumpulan data ini dilakukan mulai bulan Mei-Juni 2011. Berdasarkan hasil analisis linear programming (LP) diketahui bahwa selama periode amatan Rinadya Yoghurt masih belum memanfaatkan seluruh bahan baku susu segar yang disediakan untuk diolah menjadi produk yoghurt. Rataan persentase bahan baku susu segar yang baru dapat dimanfaatkan hanya sebesar 81,02 persen. Peningkatan penggunaan seluruh bahan baku susu segar di Rinadya Yoghurt dapat meningkatkan keuntungan sebesar 70,49 persen. Hasil output model juga menunjukkan pada kondisi aktual sumberdaya yang menjadi kendala di Rinadya Yoghurt dalam memproduksi yoghurt adalah jam kerja tenaga kerja langsung (TKL), job order yoghurt plastik stroberi, dan job order yoghurt iii plastik leci. Sementara sumberdaya lainnya seperti susu skim, gula, starter yoghurt, kemasan plastik vakum, kemasan plastik es mambo, dan jam kerja mesin pengolah yoghurt pada kondisi aktual mengalami kelebihan dengan persentase kelebihan persediaan rata-rata sebesar 14,55 persen. Sistem job order memiliki pengaruh yang negatif pada keuntungan Rinadya Yoghurt karena menyebabkan Rinadya Yoghurt kehilangan keuntungan potensial sebesar 0,59 persen dari total keuntungan pada kondisi aktual. Pengaruh dari adanya sistem job order ini dapat dihilangkan dengan cara meningkatkan kapasitas jam kerja TKL minimal sebesar 20 persen dan ketersediaan kapasitas mesin pengolah yoghurt minimal sebasar 25 persen. Pada kondisi tersebut Rinadya Yoghurt memiliki peluang untuk meningkatkan keuntungan sebesar 17,12 persen dari keuntungan pada kondisi aktual. Agar persentase peningkatan keuntungan dari realokasi sumberdaya pada kedua skenario dapat dicapai, maka Rinadya Yoghurt sebaiknya melakukan pengkajian kembali terhadap sistem pemasaran produknya. Jika memungkinkan Rinadya Yoghurt mencari alternatif pemasaran yang fleksibel dengan memperluas jangkauan distribusi dan meningkatkan promosi agar produk yoghurt yang dihasilkan semakin dikenal oleh konsumen. Selain itu, meningkatkan kapasitas produksi dengan cara menggunakan seluruh bahan baku susu segar, menambah kapasitas mesin, dan TKL. Sehingga produksi yoghurt tidak hanya bergantung pada permintaan konsumen atau distributor dari sistem job order.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]