Strategi pengembangan usaha perikanan pelagis kecil di Perairan Utara Provinsi Aceh
Development strategy of small pelagic fisheries effort in North Territorial Water of Provinsi Aceh
Date
2011Author
Raihanah
Wisudo, Sugeng Hari
Baskoro, Mulyono S.
Sutisna, Dedy H.
Metadata
Show full item recordAbstract
Small pelagic fish represent fishery resources which are at most laboured by coastal communities because easy to cacth and big potency, inclusive in north territorial water of Aceh . PPN Lampulo is a main location of small pelagic fishery activities in Banda Aceh City and Province of Provinsi Aceh. This location is very strategic to open a catching fishery effort because near with the downtown, especially fish market so the fishers who also need daily necessary equipments won’t cost big amount of money. This research aim to analyze maximum sustainable yield (MSY) of small pelagic resources, to analyze financial feasibility of small pelagic fisheries effort, to determine small pelagic fishing units according technical aspect, serfaireble aspect, and the continueing, and to formulate development strategy of small pelagic fisheries effort. The method of research are standard analysis of fishing unit, biological aspect analysis, financial analysis (NPV, IRR, and B/C Ratio), scoring analysis, and hierarchy analysis. Maximum sustainable yield (MSY) of small pelagic resources in north territorial water of Aceh are estimated 15479 tons per year and F-optimum are 4896 trips. If compared by a annual production (7069,35 ton), hence the utilization of small pelagic resources about 45,67 %, so this condition gives development opportunities in the future. From nine type of fishing unit to catch small pelagic fish in north territorial water of Aceh, there are four chosen as sustainable fishing units according technical aspect, biological aspect, and the sutainable aspect. They are drift gillnet (VA = 2,927), purse seine (VA = 2,575), payang (VA = 1,657), and beach seine (VA = 1,319). Gillnet, purse seine, boat seine, beach seine are feasible to develop in the location, because have NPV > 0, IRR > 6,25 %, and B/C ratio > 1. Strategy priority to develop small pelagic fisheries effort in north territorial water of Aceh, re-management of small pelagic fishing bussness are : empawerment of human resources ( RK = 0,214, II = 0,05), sequerly ( RK = 0,196, II = 0,05), development of fishing technology precisely (RK = 0,180, II = 0,05), development of skim credit to fisheries effort (RK = 0,145, II = 0,05), and development of exploitation and restocking zone (RK = 0,137, II = 0,05), and repair of management system of re-management of fisheries infrastructure system ( RK = 0,126, II = 0,05). As first priority, construction strategy of human resources being of stable to intervention of fishermen and government. Potensi perikanan laut terutama dari jenis ikan pelagis termasuk yang paling besar di negeri ini. Di antara ikan pelagis tersebut, ikan pelagis kecil merupakan yang paling banyak diusahakan oleh usaha perikanan rakyat, karena potensinya besar dan cara menangkapnya lebih mudah. Perairan utara Provinsi Aceh , termasuk perairan Indonesia yang saat ini banyak dimanfaatkan potensi ikan pelagis kecil oleh nelayan tradisional setempat maupun yang berasal dari propinsi lain. Banyak aktivitas dan tidak meratanya penangkapan di perairan ini menyebabkan kondisi potensi ikan pelagis kecil di perairan ini terkadang dipertanyakan. PPN Lampulo sebagai basis perikanan utama di Banda Aceh dan Provinsi Aceh yang secara umum belum dapat menjalankan peran berarti bagi pembangunan perikanan di lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi lestari perikanan pelagis kecil dan jenis komoditas unggulannya, menganalisis kelayakan finansial usaha perikanan pelagis kecil, memilih alat penangkapan ikan pelagis kecil yang tepat berdasarkan aspek teknik, teknologi, dan keberlanjutan, dan merumuskan strategi pengembangan usaha perikanan pelagis kecil di perairan utara Provinsi Aceh . Penelitian dilaksanakan di perairan utara Provinsi Aceh dengan basis PPN Lampulo. Waktu penelitian selama 10 (sepuluh) bulan dimulai dari dari bulan Agustus 2009 sampai dengan Mei 2010. Data yang dikumpulkan terdiri dari data terkait potensi perikanan pelagis kecil (jenis hasil tangkapan, jumlah hasil tangkapan, upaya penangkapan, musim ikan dan lainnya), data terkait teknik, teknologi dan keberlanjutan unit penangkapan ikan (jenis alat tangkap, ukuran alat tangkap, jenis kapal, ukuran dan kekuatan kapal, kualitas hasil tangkapan, ketahanan alat tangkap, dan lainnya), data kelayakan usaha (biaya investasi, biaya operasi, siklus usaha, harga jual, keuntungan, suku bunga, dan lainnya), dan data terkait pengembangan strategi (kepentingan/aspirasi stakeholders terkait di lokasi, kriteria dan harapan dari pengembangan, hambatan pengembangan, dan lainnya). Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari standarisasi unit penangkapan ikan, analisis CPUE, analisis indeks musim penangkapan dengan maksud mengetahui mengetahui trend hasil tangkapan dari waktu ke waktu, analisis kelayakan finansial (NPV, IRR, dan B/C Ratio), analisis skoring, dan analisis AHP.
Collections
- DT - Fisheries [726]