Nutrition and healt status and cognitive performance of school children in Jakarta and Tangerang Receiving world food program - nutrition rehabilitation programme (WFP-NRP)
Date
2006Author
Muslimatun, Siti
Fahmida, Umi
Maskar, Dadi Hidayat
Lan, Maria Chatarina Phan Ju
Metadata
Show full item recordAbstract
UN World Food Programme (WFP) melalui Nutrition Rehabilitation Programme (NRP) melakukan inisiasi pemberian makanan tambahan pada anak sekolah tahun 2004 dengan mendistribusikan biskuit yang difortikasi 9 vitamin dan 4 mineral di sekolah dasar di lingkungan penduduk miskin di Jakarta dan Tangerang. Untuk menilai dampak dari program ini dilakukan evaluasi perubahan status gizi dan kesehatan dan juga pengaruhnya pada asupan gizi serta kognitif dari anak setelah satu tahun pelaksanaan program. Data dari 691 anak (335 laki-laki, 356 perempuan) diperoleh dari Jakarta Barat (N=243), Kota Tangerang (N=81) dan Kabupaten Tangerang (N=367). Sebagian anak merasakan lapar pada waktu sekolah dan lebih dari 80% sangat senang untuk mendapat biscuit setiap hari. Ditemukan 70% anak dapat menghabiskan 1 pak, 20% anak menghabiskan Va-1 pak, 10% <14 pack pak biskuit dengan asupan zat besi, zink, kalsium dan vitamin yang lebih tinggi dari biasanya. Dibanding dengan data dasar, terlihat terjadi penurunan prevalensi anemia dari 23,9% menjadi 10% dan cadangan besi yang rendah dari 25,7% menjadi 19,6%, serta untuk anak-anak di kabupaten Tangerang berkurangnya keluhan sakit. Nilai rata-rata kognitif anak yang dinilai berdasarkan % nilai maksimum membaik untuk semua aspek (seperti: kemampuan berbahasa, kemampuan memberikan alasan, penglihatan, konsentrasi, menghafal dan mengingat) untuk anak di kabupaten Tangerang, demikian juga di Jakarta Barat dan Kota Tangerang kecuali untuk kemampuan memberikan alasan dan mengingat. Dari studi ini dievaluasi bahwa prevalensi gizi kurang tidak berubah (21.8% Jakarta Barat, 23.5% Kota Tangerang, 39.0% kabupaten Tangerang). Hasil temuan lainnya adalah pengetahuan anak untuk kesehatan dan gizi masih belum baik dan prevalensi kecacingan yang masih 30% di kabupaten Tangerang. Direkomendasikan agar partisipasi institusi terkait perlu dioptimalkan untuk meningkatkan pendidikan atau pengetahuan tentang kesehatan dan gizi kepada guru sekolah, penjaja makanan di sekolah dan juga sosialisasi untuk orang tua murid. Keberadaan materi penyuluhan atau pendidikan tentang pentingnya fasilitas sanitasi serta program kecacingan juga akan dapat meningkatkan keefektifan program.