Penilaian Potensi Wisata Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Berkelanjutan
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat Muaro Silokek Durian Gadang (Musiduga) terhadap pemanfaatan sumberdaya alam, mengidentifikasi persepsi multistakeholder terhadap tingkat kerusakan lingkungan akibat penambangan emas ilegal, menganalisis potensi wisata dan dampak ekonomi lingkungan kegiatan wisata di Musiduga, dan Menganalisis kemungkinan masyarakat penambang emas tersebut untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Pengambilan data lapang dilakukan pada Maret-Mei 2011 di kawasan wisata Muaro Silokek Durian Gadang, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Data yang digunakan data primer menggunakan kuesioner dan data sekunder dari instansi yang terkait dengan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat ketergantungan masyarakat desa sekitar kawasan wisata Musiduga terhadap pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhannya cukup tinggi, dimana lebih dari 80% masyarakat di desa sekitar kawasan Musiduga bekerja dengan memanfaatkan sumberdaya alam. Penghasilan masyarakat yang berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam merupakan usaha pokok masyarakat Musiduga, yaitu 70,01% - 100% dibanding dengan total pendapatan masyarakat. Sebagian masyarakat Musiduga melakukan penambangan emas ilegal di Sungai kuantan. Berdasarkan persepsi multistakeholder kegiatan tersebut telah mengakibatkan kerusakan lingkungan berupa polusi air dan merusak struktur tanah dengan masing-masing dipilih oleh 90% responden. Sementara itu, kawasan wisata Musiduga memiliki potensi obyek wisata yang dapat dikembangkan secara optimal seperti Arung jeram, Pasir Putih, Ngalau Talago, Ngalau Seribu, Air Terjun Palukahan, dan sebuah Lokomotif uap peninggalan Jepang. Pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Musiduga membutuhkan dana untuk kegiatan wisata dan untuk dana konservasi. Salah satu caranya dengan penetapan tiket. Berdasarkan nilai rata-rata Wilingness to Pay (WTP) pengunjung, harga tiket maksimum yang bersedia dibayarkan kawasan wisata Musiduga adalah sebesar Rp 3.000. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Musiduga terhadap masyarakat sekitar masih kecil, sedangkan dampak lingkungan akibat kegiatan wisata Musiduga berdasarkan persepsi multistakeholder adalah berdampak positif terhadap lingkungan sekitar Musiduga. Persepsi multistakeholder terhadap kemungkinan penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata sulit dilakukan. Hal ini terlihat dari persentase kemungkinan penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata masih rendah yaitu sebanyak 28%. Faktor yang signifikan mempengaruhi kemungkinan masyarakat untuk beralih profesi adalah jumlah tanggungan keluarga, lama menambang emas, pendapatan, dan penyuluhan.