Perbaikan kinerja pertumbuhan anak domba melalui superovulasi induk sebelum perkawinan dan pemberian ekstrak temulawak plus selama kebuntingan
Increased Growth Performances of Lambs in Superovulated Ewes Administered Temulawak Extract Plus.
View/ Open
Date
2011Author
Darulfallah, Mochamad Dardjat
Andriyanto
Manalu, Wasmen
Metadata
Show full item recordAbstract
The requirement of animal protein, especially meat, increases from year to year. Superovulation is one of a reproductive technology to improve livestock productivity. The research was conducted to optimize the superovulation technology by combining with administration of temulawak extract plus. Sixteen ewes with body weight ranging from 20 to 25 kg were assigned into a randomized design with 2x2 factorial arrangement. Estrous cycle was synchronized by injection PGF2α intramuscularly at dose of 5-15 mg/sheep twice on the first day and the eleventh day to synchronize estrous cycle. On the eleventh day, superovulation was induced by injection of PMSG and hCG 75-125 mg/sheep. The ewes showing the estrous sign were mated naturally. Temulawak extract plus was administered weekly at the second month of pregnancy period with dose 1 mg/kg body weight. Variable measured in this study were lambs birth weight and preweaning growth. The result showed that superovulation increased lambs birth weight by 15% as compared to controls. Superovulation before mating and temulawak extract plus administration during pregnancy improved lambs growth in the first month and third month. Superovulation prior to mating increased lambs birth weight and improved lambs growth performance before weaning. Kebutuhan protein asal hewan, terutama daging, meningkat dari tahun ke tahun. Superovulasi merupakan salah satu teknologi reproduksi untuk memperbaiki peroduktivitas ternak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh superovulasi yang dikombinasikan dengan pemberian ekstrak temulawak plus. Enam belas domba betina yang telah dewasa kelamin dengan bobot antara 20-25 kg digunakan dengan rancangan acak lengkap pola faktorial 2x2 dengan empat kali ulangan. Sinkronisasi estrus dilakukan dengan penyuntikan PGF2α secara intramuskuler dengan dosis 5-15 mg/ekor sebanyak dua kali pada hari pertama dan hari kesebelas untuk sinkronisasi estrus. Pada hari kesebelas, superovulasi dilakukan dengan menyuntikkan PMSG dan hCG dengan dosis 75-125 mg/ekor secara intramuskuler. Domba betina yang memperlihatkan gejala estrus kemudian dikawinkan secara alami dengan domba pejantan. Ekstrak temulawak diberikan setiap minggu selama periode kebuntingan dengan dosis 1 mg/kg bobot badan. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah bobot lahir dan pertambahan bobot badan anak domba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa superovulasi meningkatkan bobot lahir sebesar 15% dibandingkan dengan kontrol. Superovulasi sebelum perkawinan dan pemberian ekstrak temulawak plus meningkatkan bobot badan anak domba pada bulan ke-1 dan ke-3. Superovulasi sebelum perkawinan meningkatkan bobot lahir anak dan memperbaiki pertumbuhan anak domba.