Identifikasi Keragaman Gen β-laktoglobulin pada Sapi Perah Friesian Holstein di KPSBU Lembang
Identification of the β-lactoglobulin Gene Polymorphism in Holstein-Friesian Dairy Cattle at KPSBU Lembang
Date
2011Author
Handayani, Ratna Yunita
Sumantri, Cece
Anggraeni, Anneke
Metadata
Show full item recordAbstract
Gene β-lactoglobulin is a gene which can effect to milk quality. This gene is a major components of whey, which whey is one part of milk protein. The aim of this research was to identify the β-lactoglobulin polymorphism in Holstein Friesian (HF) cattle that were kept by small dairy farms in Cilumber and Pasir Kemis villages, in KPSBU Lembang. Blood samples of HF cows were collected successively 95 hds in Pasir Kemis and 98 hds in Cilumber. The β-lactoglobulin gene was amplified by PCR-RFLP method by using HaeIII restriction enzymes with restricting site at GG|CC. β-lactoglobulin gene located at exon 4 and had fragment length among 247 bp. β-lactoglobulin gene in this study had polymorphism with three genotypes that were identified namely AA (99 and 148 bp), AB (74, 99 and 148 bp), and BB (74 and 148 bp). Two alleles were produced from these genotypes, namely A and B alleles. At both locations of Cilumber and Pasir Kemis, AB genotype (0,70) had highest frequency than AA (0,06) and AB (0,24) genotype. The frequency of B allele (0,59) higher than A allele (0,41). Chi Square analysis showed that HF observed were not in Hardy-Weinberg equilibrium (χhit2 > χtabel20,01). The level of heterozygosity was relatively high (Ho > He), HF in Cilumber had a higher heterozygosity value than that of HF in Pasir Kemis. The β-lactoglobulin gene polymorphism could be used as a basic information milk protein quality selection program. Kualitas susu dipengaruhi oleh komposisi protein yang dikandungnya, meliputi kasein dan whey. Peningkatan kualitas susu dapat dilakukan dengan upaya melakukan seleksi pada level DNA. Gen β-laktoglobulin merupakan salah satu gen utama pengontrol whey sehingga gen ini mampu menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas susu. Keragaman yang terjadi pada gen β-laktoglobulin diharapkan mampu memberikan informasi terhadap kadar protein serta kualitas susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman gen β- laktoglobulin sapi Friesian Holstein (FH) di Desa Cilumber dan Pasir Kemis, KPSBU, Lembang. Sampel darah yang digunakan berasal dari 95 ekor sapi FH betina di Pasir Kemis dan 98 ekor sapi FH betina di Cilumber. Amplifikasi gen β- laktoglobulin menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), sedangkan penentuan genotipe dengan metode Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) menggunakan enzim restriksi HaeIII yang mengenali situs pemotong GG|CC. Analisis data menerapkan frekuensi genotipe, frekuensi alel, keseimbangan Hardy-Weinberg, dan heterozigositas. Amplifikasi gen β-laktoglobulin terjadi pada ekson 4 dan menghasilkan fragmen sepanjang 247 pb. Tipe alel yang terbentuk yakni alel A dan B. Gen β- laktoglobulin pada sapi FH di kedua lokasi bersifat polimorfik dengan frekuensi alel B pada gen β-laktoglobulin pada sapi perah dari kedua lokasi memiliki nilai yang lebih tinggi (0,59) daripada frekuensi alel A (0,41). Terdapat tiga macam genotipe yang terbentuk, yaitu AA (99 dan 148 pb), AB (74, 99 dan 148 pb), dan BB (74 dan 148 pb). Genotipe AB memiliki nilai frekuensi yang paling tinggi (0,70) bila dibandingkan dengan frekuensi genotipe yang lainnya, yakni genotipe AA (0,06) dan BB (0,24). Berdasarkan data dari kedua lokasi, diketahui bahwa frekuensi alel A di Cilumber (0,46) lebih tinggi daripada frekuensi alel A di Desa Pasir Kemis (0,36), sedangkan frekuensi alel B tertinggi terdapat pada sapi FH di Desa Pasir Kemis. Analisis Chi Kuadrat menunjukkan bahwa sapi perah FH pada kedua pengamatan berada dalam ketidakseimbangan Hardy-Weinberg (χ2 > χ2 0,01). Tingkat heterozigositas pada kedua lokasi tergolong tinggi (Ho > He) dimana sapi FH di Cilumber (0,80) memiliki nilai heterozigositas lebih tinggi dibandingkan sapi FH dari Pasir Kemis (0,60). Keragaman gen β-laktoglobulin dapat dijadikan informasi dasar dalam program seleksi kualitas susu pada sapi FH.