Perkembangan Larva Chironomidae pada Substrat Buatan di Kedalaman Berbeda tanpa Pengaruh Predasi dari Ikan
Abstract
Larva chironomida merupakan serangga air yang paling banyak ditemukan pada ekosistem perairan tawar. Chironomida seperti layaknya anggota diptera memiliki empat fase hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa (Bay 2003). Larva adalah fase hidup yang paling lama, diperkirakan mencapai satu bulan untuk daerah tropis dan satu tahun untuk daerah bermusim empat. Keberadaan larva chironomida sangat bergantung terhadap kondisi perairan dan substrat sebagai habitatnya. Kedalaman merupakan faktor yang mempengaruhi parameter kualitas air lainnya. Terjadinya perbedaan kedalaman memberikan pengaruh berbeda pula terhadap parameter kualitas air yang pada akhirnya berpengaruh terhadap penyebaran dan proses kolonisasi larva chironomida pada suatu habitat perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelimpahan dan perkembangan larva chironomida pada substrat buatan di kedalaman berbeda tanpa pengaruh predasi dari ikan pada daerah KJA dan non-KJA. Penelitian ini dilakukan setiap hari selama satu bulan. Analisis data yang digunakan meliputi kelimpahan dan kepadatan larva chironomida serta tahap perkembangan larva chironomida. Kondisi perairan yang diamati terdiri dari parameter fisika dan kimia yaitu suhu, TSS, pH dan oksigen terlarut yang terdapat dalam perairan. Selain itu digunakan pula uji statistik yaitu uji-t 2 contoh bebas untuk membandingkan kelimpahan larva chironomida antar kedalaman dan stasiun. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa substrat buatan yang diletakkan di kedua stasiun dapat mendukung terbentuknya kolonisasi larva chironomida. Larva yang ditemukan terdiri dari sub famili Chironominae (8 genus), Tanypodinae (3 genus) dan sub famili Orthocladiinae (4 genus). Berdasarkan data kepadatan jenis larva chironomid yang paling mendominasi adalah larva Polypedilum, maka pengolahan hasil dikhususkan pada larva Polypedilum. Dilihat dari kepadatan larva Polypedilum, kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun KJA baik di kedalaman 1 m maupun 2 m. Keempat instar larva Polypedilum dapat ditemukan pada substrat buatan. Berdasarkan uji t-dua contoh berdasarkan lebar kapsul kepala antar kedalaman pada kedua stasiun tidak berbeda sedangkan pada dua stasiun yang berbeda antara stasiun KJA dan non-KJA terdapat perbedaan baik pada kedalaman 1 m maupun kedalaman 2 m. Perubahan-perubahan terhadap respon yang diamati ini pada akhirnya akan menunjukkan adanya perkembangan larva chironomida pada substrat buatan di kedalaman berbeda pada setiap waktu pengamatan.