Optimizing Spasial Use for Marine Ecotourism Using Marxan and Willingness To Pay Aplication: case study in Betoambari SubDistrict Baubau City
Optimasi Pemanfaatan Ruang Untuk Ekowisata Bahari dengan Aplikasi Marxan dan Willingness To Pay: Studi Kasus Kecamatan Betoambari Kota Baubau
Abstract
Baubau is a growing city in Southeast Sulawesi Province, which has potential to be developed as a marine tourism destination. However, the development should be done in a sustainable way to reduce the risk of ecological destruction in the future. The objectives of this research were to identify the suitability of coastal resources for marine ecotourism especially diving and to analyze optimum space of marine ecotourism based on minimal cost and economic value. The research was conducted in the Betoambari Sub District. The data were collected through sampling, direct observation of field conditions, distributing questionnaires, and in-depth interviews at the sites; tracking various related sources for secondary data. The result showed that the ecology-based ecotourism category diving was included in most appropriate category (S1) with area 12.49 ha and appropriate (S2) 67.28 ha; optimum space based on minimal cost and economic value was scenario 1 (70% target protection of coral reef), with net benefit Rp 12.653.950.000/years and area 58.82 ha. Baubau merupakan kota otonom yang relatif baru di Propinsi Sulawesi Tenggara, di mana memperoleh status kota pada Tanggal 21 Juni 2001 (Undang-undang Nomor 13 Tahun 2001). Kota yang merupakan daerah eks-pusat Kesultanan Buton ini memiliki prospek pengembangan pariwisata bahari cukup besar. Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kota Baubau Tahun 2005, serta revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2009, kawasan Pantai Nirwana-Lakeba Kecamatan Betoambari dialokasikan untuk pengembangan pariwisata bahari. Namun hingga saat ini wisata bahari di kawasan ini seakan jalan di tempat dan belum menunjukkan perkembangan optimal. Salah satu penyebabnya adalah belum ada peruntukan ruang khusus untuk pengembangan wisata bahari. Sementara intensitas pemanfaatan kawasan dan sumberdaya untuk berbagai kepentingan di wilayah tersebut semakin besar dan meluas. Apalagi saat ini sedang dibangun pelabuhan transit depo pertamina, yang dikhawatirkan akan menyebabkan degradasi sumberdaya pesisir utamanya terumbu karang. Tujuan penelitian ini terdiri atas: (1) mengetahui potensi sumberdaya perairan Kecamatan Betoambari yang sesuai bagi pengembangan ekowisata, khususnya kegiatan selam; (2) mendesain kawasan ekowisata bahari yang optimal berdasarkan biaya minimal dan manfaat ekonomi maksimal.
Collections
- MT - Fisheries [3026]