Penilaian Dampak Kenaikan Muka Air Laut Terhadap Wilayah Pesisir (Studi Kasus : Kota Semarang)
Abstract
Sea level rise is one of important global issue now. It has been caused by ice melting in pole, climate extreme event, and land level decreasing. Coastal area have high vulnerability effect by sea level rise. Coastal area is important to support the economic development country. If the sea level rise was happened so many properties that losses. The problem like land use losses, people evacuation, diseases, sanitation, and economic losses will appear. Sea level rise can be forecasted by satellite imagery like ENVISAT, Topex/Poseidon, Jason1 and Jason2. All of the data can be processed by one of adds on in Microsoft Excel software. Flooded area was created by DEM SRTM data with 30 x 30 meter resolution. The result show that sea level rise 0,69 mm/year happened in Semarang. The forecasting result at 2100 in Semarang show change to be flooded area 1,8 km. The economic losses can be computed by describe land of use. The result show that economic losses is IDR 6,7 billion or IDR 36 million per hectare in 2100. 145 people will be evacuated if it’s happened. Physically adaptation like house type changing and create sea wall also non physically adaptation by creating relocation area will be needed to prepare if the forecast become real. Kenaikan muka air laut merupakan salah satu isu global yang sedang mengemuka. Penyebab kenaikan muka air laut adalah mencarinya es di kutub, kejadian iklim ekstrim dan turunnya permukaan tanah.Wilayah yang amat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut ialah wilayah pesisir. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat potensial bagi perkembangan ekonomi. Terendamnya wilayah - wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Nilai kerugian ekonomi akan sangat berbeda untuk setiap penggunaan lahan. Besarnya nilai kerugian ekonomi akan bergantung pada tingkat produktivitas lahan yang tergenang. Masalah pengungsi, timbulnya wabah penyakit dan menurunnya kualitas air tanah merupakan masalah – masalah lain yang akan timbul selain kerugian ekonomi. Adaptasi akibat adanya perubahan pada lingkungan akan sangat membantu mengurangi kerugian. Prediksi kenaikan muka air laut dilakukan dengan menggunakan citra satelit ENVISAT, Topex/ Posseidon, Jason1, dan Jason2. Untuk mengetahui wilayah genangan hasil prediksi kenaikan muka air laut diolah dengan menggunkan perangkat lunak yang terbuat dari Microsoft Excel. Peta genangan merupakan peta yang terbuat dari DEM SRTM 30 x 30 m dengan format ASCII. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa Kota Semarang mengalami kenaikan muka air laut setinggi 0,69 mm/tahun. Adanya kenaikan muka air laut mengakibatkan timbulnya daerah genangan. Luas wilayah genangan yang terjadi di Kota Semarang adalah sebesar 1,8 km pada tahun 2100. Wilayah yang tergenang akan mengalami kerugian materil dan non materil. Kerugian ekonomi dihitung berdasarkan jenis penggunaan lahan. Dengan memisahkan lahan basah, lahan kering, dan lahan pemukiman. Dari hasil perhitungan ekonomi diperoleh bahwa kerugian yang diderita adalah sebesar 6,7 miliar rupiah, atau sama dengan 36 juta rupiah per hektar pada tahun 2100. Selain kerugian ekonomi diperoleh juga jumlah pengungsi yang terjadi yaitu sebanyak 145 jiwa. Untuk mengurangi kerugian ekonomi dapat dilakukan adaptasi terhadap kenaikan muka air laut. Adaptasi yang dapat dilakukan oleh penduduk ada dua macam yaitu daptasi fisik dan non fisik. Adaptasi fisk dapat dilakukan dengan mengubah bentuk rumah atau membangun seawall, sedangkan adaptasi non fisik dapat dilakukan dengan upaya relokasi. Asessment of The Impact of Sea Level Rise on Coastal Area (case study: Semarang City)