Analisis lanskap kawasan Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan
Date
2011Author
Hesa, Sistri Puasty
Hadi, Setia
Arifin, Nurhayati Hadi Susilo
Metadata
Show full item recordAbstract
Bencana Situ Gintung terjadi pada tanggal 27 Maret 2009. Bencana ini terjadi karena pengelolaan yang kurang baik. Akibat bencana ini fungsi ekologis Situ Gintung yakni sebagai penampungan air tidak dapat berjalan dengan baik. Air yang tertampung merupakan pemasok air aquifer dan air tanah. Air tanah merupakan air yang tidak terbarukan sehingga bila pengambilan air berlebihan air dapat habis. Dengan demikian keberadaan Situ Gintung sangat penting untuk dilestarikan dalam rangka mempertahankan air tanah yang merupakan sumber air bagi masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Situ Gintung, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan dengan tujuan mengidentifikasikan karakter lanskap kawasan Situ Gintung, menganalisis faktor yang mempengaruhi keberlanjutan lanskap Situ Gintung dan menyusun konsep pelestarian lanskap kawasan Situ Gintung. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yakni inventarisasi, analisis dan sintenis. Inventarisasi merupakan pengumpulan data dengan cara observasi lapang, wawancara dan studi pustaka. Kemudian data akan dianalisis dengan tiga macam analisis yakni analisis deskriptif, analisis kuantitatif dengan kriteria MacKinnon dalam Hendry (2008) dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan lanskap berdasarkan analisis SWOT yang meninjau aspek kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Bendungan Situ Gintung dibangun Belanda pada tahun 1932-1933 dan dulu digunakan untuk mengairi persawahan. Seiring dengan waktu daerah sekitar situ berubah menjadi area terbangun (pemukiman) dan terjadi penambahan fungsi situ sebagai tempat wisata, perikanan dan sebagainya. Beban Situ Gintung terus bertambah, akhirnya Situ Gintung mengalami keruntuhan pada tanggal 27 Maret 2009.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]