Perancangan taman tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan
Abstract
Pertumbuhan kota yang pesat tanpa diikuti dengan perencanaan dan penataan ruang kota yang benar akan mengakibatkan penurunan kualitas kota. Kondisi sungai pada kota ini seperti sungai pada kota-kota besar lainnya di Indonesia dimanfaatkan secara optimal, sehingga sungai masih berada di belakang rumah atau bangunan sehingga sungai masih dianggap sebagai tempat yang kotor dan secara lanskap tidak memiliki nilai manfaat lingkungan bagi masyarakat. Pemanfaatan ruang terbuka pada daerah sepanjang sungai atau dikenal daerah sempadan sungai masih belum optimal, padahal ruang terbuka ini dapat menjadi area pendukung ekosistem sungai dan area rekreasi kota sehingga dapat menjadi ruang publik yang fungsional bagi masyarakat kota. Penelitian ini bertujuan menyusun konsep perancangan dan membuat rancangan Taman Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin yang berdaya guna, bernilai indah dan lestari tanpa menghilangkan karakteristik lokal Banjar yang ada serta dapat mengakomodasi kebutuhan rekreasi masyarakat. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi pemerintah kota dan menjadi bahan refrensi taman tepian sungai pada tempat lain di Kota Banjarmasin serta sebagai wawasan bagi arsitek lanskap dalam merancang taman tepian sungai. Penelitian ini dilakukan di tepian Sungai Martapura, JL. P. Tendean, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan Juni 2010 dan penyusunan skripsi hingga Mei 2011 meliputi persiapan, pengumpulan data, analisis dan sintesis serta perancangan. Batasan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk gambar teknis berupa Site plan, rancangan detail beberapa bagian tapak, detail potongan, detail penanaman, detail perkerasan, detail fasilitas dan gambar ilustrasi, seperti gambar tampak dan gambar perspektif. Tapak memiliki luas sekitar 24.340 m2 dengan bentuk linier mengikuti sungai sepanjang Jalan Piere Tendean ataupun menyusuri Sungai Martapura sepanjang ± 1,8 km dari Jembatan Merdeka sampai dengan Jembatan Pasar Lama. Kondisi tapak saat ini sebagian telah dibebaskan oleh pemerintah kota dan sebagian lagi masih digunakan sebagai permukiman dan warung makan yang pada tahap berikutnya akan segera dilakukan pembebasan lahan. Tapak memiliki potensi view sungai sebagai borrowing sceenery pada tapak, lokasi tapak yang berada pada pusat kota dapat menjadi tempat rekreasi kota. Kendala pada tapak sendiri antara lain masih terdapat puing, sisa-sisa perlengkapan rumah dan bongkahan kayu. Perancangan Taman Tepian Sungai Martapura ini didasarkan dalam sebuah konsep dasar yaitu memunculkan kembali karakteristik lokal Kota Banjarmasin yang alami yaitu dengan penggunaan pola alami/organik dan pemilihan material tanaman sebagai identitas taman dan kehidupan masyarakat dengan semboyan kayuh baimbai (mengayuh bersama-sama) sebagai aktivitas pengguna yang ingin dimunculkan pada taman yaitu interaksi. Konsep desain dalam penelitian ini mengambil bentukan dari ripple water/riak air. Inspirasi dari riak air ini ditranformasikan kedalam konsep tata ruang, dimana akan dihasilkan ruang-ruang lingkaran pada tapak. Sehingga dihasilkan bentukan-bentukan baru yang digunakan sebagai pola sirkulasi pada tapak. Adapun pembagian ruang yang ada yakni, (1) ruang penerimaan (2) ruang rekreasi aktif (3) ruang rekreasi pasif dan (4) ruang penyangga. Sirkulasi pada tapak akan dibagi menjadi dua, yakni sirkulasi primer/utama dan sekunder. Jalur sirkulasi utama ialah diperuntukan untuk mengakomodasi pejalan kaki sedangkan jalur sekunder diperuntukkan untuk mengakomodasipejalan kaki dan pengguna sepeda. Untuk mengakomodasi keduanya dapat dikembangkan jalur sirkulasi/path way campuran maupun terpisah. Sedangkan vegetasi yang akan dikembangkan dalam taman ini adalah vegetasi yang memiliki fungsi ekologis dan arsitektural serta aktivitas yang akan dikembangkan pada taman adalah rekreasi aktif dan rekreasi pasif. Taman tepian sungai ini dirancang pada luas 24.340 m2 dimana di dalamnya terdapat ruang-ruang yang mengakomodasi aktivitas rekreasi aktif dan pasif. Untuk mengakomodasi segala kebutuhan aktivitas pengunjung, taman ini akan dibuat fasilitas-fasilitas penunjang taman. Pada ruang rekreasi pasif terdapat plasa dengan shelter sebagai tempat makan/food corner dimana pengunjung dapat melakukan aktivitas makan dan minum sambil menikmati pemandangan sungai. Selain itu terdapat pula plasa yang diletakkan sculpture berupa art work sebagai aksen taman yang dapat dinikmati pengunjung yang berjalan ataupun duduk-duduk di sekitar plasa, keberadaan sculpture pada taman juga dapat memperkuat karakteristik taman. Tempat pertunjukan atau amphiteater juga terdapat pada ruang ini yang berfungsi sebagai tempat pengunjung menikmati suasana sungai atau pada saat-saat tertentu pengunjung dapat menikmati pertujukan atau festival yang digelar di Sungai Martapura. Ruang ini memiliki proporsi lebih dominan dari ruang rekreasi aktif, ini disebabkan fokus utama yang diinginkan pada taman ini ialah aktivitas rekreasi pasif. Sementara itu, pada ruang rekreasi aktif terdapat lawn tempat bermain anak-anak dan juga berkumpul keluarga. Lawn ini dibentuk bervariasi seperti berbukit-bukit sehingga memberikan rangsangan untuk anak-anak bermain. Selain itu untuk mengakomodasi pengunjung yang berolahraga lari dibuat jogging track. Jogging track ini dibuat satu kesatuan dengan jalur jalan setapak (pathway). Ini dikarenakan aktivitas lari atau jogging tidak dilakukan maksimal satu hari penuh, hanya pada saat-saat tertentu. Pada ruang ini juga terdapat jalur untuk sepeda, ini dikarenakan karakter tapak yang linier serta panjang memungkinkan pengunjung menikmati atau mendapat pengalaman dari tapak melalui sepeda. Jalur sepeda yang dibuat pada taman ialah tipe multi mode yaitu jalur sepeda dan pejalan kaki menjadi satu jalur. Pintu masuk ke taman terletak di tengah taman dengan plasa utama sebagai tempat penerima sekaligus interpretasi awal taman. Pada plasa ini juga diletakkan sebuah sculpture model artwork sebagai landmark taman. Selain itu pintu masuk taman juga dapat diakses melalui dermaga, ini untuk mengakomodasi pengunjung yang ingin masuk ke taman melalui jalur sungai.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]