Perencanaan Lanskap Agrowisata Perdesaan Berbasis Ecovillage Di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang
Abstract
Indonesia telah mengalami perubahan paradigma dalam konsep pembangunan nasionalnya. Hal itu terjadi sejak diberlakukannya otonomi daerah yang bertujuan mengembangkan daerah berdasarkan potensi nilai lokal yang dimilikinya termasuk dibidang pariwisata berbasis alam. Salah satu daerah yang sedang mengembangkan sektor pariwisatanya adalah Desa Ketep di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang yang juga penerima program Prima Tani dari Badan Litbang Departemen Pertanian. Desa ini sangat strategis tetapi memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberlanjutan lanskap pertanian dan perdesaan berbasis ecovillage, mengidentifikasi dan menganalisis potensi objek dan atraksi wisata yang ada, merencanakan penataan agrowisata perdesaan berbasis ecovillage. Penelitian ini menggunakan metode Gold (1980) yang merupakan urutan dalam melakukan kegiatan perencanaan dan metode Gunn (1997) yang merupakan metode dalam merencanakan area wisata. Analisis data untuk mengetahui karakter dan tingkat keberlanjutan lanskap dilakukan dengan Community Suistainable Assesment (CSA) yang berasal dari Global Ecovillage Network. Analisis data untuk mengetahui potensi, kendala, amenity dan danger dilakukan dengan analisa kualitatif melalui kajian pustaka. Analisis data dari keinginan pengunjung dilakukan melalui analisis persepsi pengunjung. Hasil analisis selanjutnya disintesiskan dan direncanakan baik secara tertulis maupun secara visual. Hasil analisis CSA menunjukkan kalau Desa Ketep merupakan desa yang memiliki karakter lanskap perdesaan dan perbukitan yang masih memiliki ikatan kekeluargaan yang khas sesuai dengan tradisi leluhur. Hasil yang lainnya menunjukkan angka 779 pada skala 0-1000 untuk bobot total penilaian keseluruhan aspek. Nilai ini menunjukkan bahwa masyarakat desa ini berada pada awal yang baik menuju keberlanjutan. Nilai tersebut tersusun dari bobot total aspek ekologi (223), sosial (292), dan spiritual (264). Meskipun demikian, terdapat beberapa kekurangan yang perlu untuk diselesaikan dari ketiga aspek tersebut berdasarkan nilai yang diperoleh. Pada aspek ekologi desa ini memiliki kelemahan dalam hal pengelolaan limbah cair (12) dan padat (20). Aspek terlemah dari bobot total aspek sosial berada pada rendahnya pendidikan masyarakat yang sebagian besarnya hanya sampai sekolah dasar (23). Sedangkan aspek terlemah pada spiritual berada pada aspek gaya pegas masyarakat (21) dan penyaluran seni dan kesenangan (23). Hasil analisa potensi, kendala, amenity, dan danger menunjukkan potensi yang dimiliki oleh desa ini yaitu pemandangan lanskap perdesaan dan pertanian dan kondisi masyarakat yang masih asli. Kendala yang ditemukan diantaranya iv tekait dengan sumber air yang terbatas dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Amenity yang ditemui yaitu terletak pada permukiman penduduk dan daerah Ketep Pass. Bahaya yang ditemukan diantaranya bahaya tanah longsor dan peristiwa gunung meletus mengingat daerah ini berada pada perbukitan Gunung Merapi dan Merbabu. Hasil analisis keinginan pengunjung melalui kuesioner menunjukkan bahwa daerah ini cocok untuk dijadikan area rekreasi (97%) karena daerah ini indah (66%), nyaman (85%), mudah diakses (81%), dan memberikan banyak pengalaman (60%). Selain itu, pengunjug juga menginginkan agar penambahan jenis atraksi wisata diperbanyak terutama kehutanan (22,8), perkebunan (20%), dan tanaman pangan (13,3%). Sedangkan aktivitas yang diminati oleh pengunjung diantaranya out bond (20%), piknik (11,4%), dan bermain (12,3%). Perencanaan lanskap dilakukan dengan mengikuti konsep perencanaan yang berbasis pendidikan yang memadukan antara potensi aktivitas budidaya pertanian dengan kondisi alam yang merupakan daerah konservasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan dunia pertanian. Perencanaan berbasis ecovillage ini berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga mempertahankan keberlanjutan dari tapak.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]