Pengakaran Setek Batang Mawar Mini (Rosa hybrida L.) Menggunakan Kombinasi Konsentrasi Auksin (Iba Dan Naa) Yang Berbeda
Abstract
Mawar merupakan salah satu bunga yang paling terkenal di dunia. Perbanyakan mawar dapat dilakukan melalui biji, setek, dan okulasi. Penampakan tanaman yang disetek sama dengan induknya dan lebih menarik dibandingkan dengan yang diokulasi. Pertumbuhan dari akar tanaman yang disetek dapat dipacu dengan menggunakan hormon pengakaran yaitu auksin. IBA (indole-3-butyric acid) dan NAA (naphthalene acetic acid) merupakan dua macam auksin yang paling sering digunakan untuk pembentukan akar adventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi IBA dan NAA yang tepat dan berpengaruh baik terhadap pengakaran setek batang mawar mini (Rosa hybrida L.), serta mengetahui interaksi antara keduanya yang juga akan berpengaruh baik terhadap pengakaran setek batang mawar mini (Rosa hybrida L.) Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Segunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2010. Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial, disusun dalam rancangan lingkungan acak lengkap. Faktor pertama adalah IBA (indole-3-butyric acid) dan faktor kedua adalah NAA (naphthalene acetic acid) masing-masing dengan lima taraf konsentrasi yaitu 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah mawar mini kultivar Romantica Meilandina yang telah berumur 1 tahun. Bagian yang digunakan adalah bagian tengah batang sehingga tidak terlalu tua maupun terlalu muda. Bahan lain yang digunakan adalah IBA (indole-3-butyric acid) dan NAA (naphthalene acetic acid). Pada awal tanam hingga 4 MST setek ditanam di bedeng dengan menggunakan media arang sekam dan pada 4 MST setek iv dipindahkan ke pot menggunakan media campuran arang sekam, pupuk kandang kuda, dan pasir malang dengan perbandingan (2:1:1). Perlakuan perendaman IBA pada konsentrasi 200 ppm mempercepat waktu munculnya akar dan meningkatkan panjang akar yaitu pada 10.2 hari dan 1.87 cm, dan pada konsentrasi 400 ppm meningkatkan jumlah akar sebesar 11.13. Perlakuan perendaman NAA pada konsentrasi 100 ppm mempengaruhi persentase setek hidup sebesar 60%. Interaksi antara IBA dengan NAA terdapat pada peubah panjang tunas pada kombinasi perlakuan IBA 400 ppm + NAA 100 ppm yaitu sebesar 0.72 cm.