Karakteristik protein dan asam amino daging rajungan (Portunus pelagicus) akibat pengukusan
Abstract
Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan anggota kelas Crustacea yang menjadi salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia selain udang dan kepiting. Rajungan termasuk komoditas ekspor penting karena memiliki daging yang sangat enak dan dapat diolah menjadi berbagai macam masakan sehingga sangat diminati oleh para pecinta seafood. Rajungan biasanya diekspor dalam bentuk rajungan beku tanpa kepala dan kulit serta dalam bentuk olahan (kemas dalam kaleng). Pengukusan merupakan tahap awal yang penting dalam industri pengalengan rajungan untuk menjamin mutu daging rajungan yang akan dimasukkan ke dalam kaleng. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menentukan rendemen, proksimat (kadar air, abu, lemak dan protein kasar), protein larut air (PLA) dan protein larut garam (PLG), komposisi dan jumlah asam amino serta analisis histologi daging rajungan akibat pengukusan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi pengambilan sampel rajungan di Desa Gebang Mekar, Cirebon, Jawa Barat, penentuan ukuran (panjang dan tinggi) dan bobot, rendemen tubuh (daging, jeroan, cangkang) dan pengukusan. Analisis kimia yang dilakukan pada daging rajungan, yaitu analisis proksimat, protein larut air, protein larut garam dan asam amino serta analisis histologi. Nilai rendemen cangkang, daging dan jeroan rajungan segar berturut-turut adalah 51,62%, 35,77% dan 12,61%. Pengukusan menyebabkan penurunan berat total rata-rata rajungan sebesar 14,99%. Komposisi kimia daging rajungan segar dan kukus adalah: kadar air 78,47% dan 75,43% (bb), abu 7,66% dan 6,02% (bk), lemak 0,84% dan 0,75% (bk), protein 68,09% dan 66,63%, protein larut air (PLA) 40,87% dan 25,32% (bk), protein larut garam (PLG) 58,06% dan 30,77% (bk). Daging rajungan mengandung 15 asam amino, 9 asam amino esensial dan 6 asam amino non esensial. Asam amino esensial tertinggi adalah arginin dan asam amino non esensial tertinggi adalah glutamat. Jumlah total asam amino esensial daging rajungan segar adalah 6940 mg/100g sedangkan asam amino non esensial sebesar 6020 mg/100 g. Analisis histologi daging rajungan dilakukan untuk melihat perbedaan struktur daging rajungan sebelum dan sesudah pengukusan. Jaringan pada daging rajungan segar terdiri atas serabut-serabut yang kompak dan masih menyatu, sedangkan pada daging rajungan kukus serabut-serabut sudah tidak kompak dan tidak menyatu (terputus-putus).