Pengetahuan Peternak Mengenai Beberapa Gejala Penyakit Pada Sapi Perah Yang Dilaporkan Oleh Petugas Di Wilayah Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandang Sari Tanjung Sari Sumedang
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari Koperasi Serba Usaha Tandang Sari sebagai sentra produksi susu di wilayah Kabupaten Sumedang, untuk mengetahui karakteristik peternak anggota koperasi meliputi karakteristik sosial dan ekonomi dan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peternak. mengenai beberapa gejala penyakit yang dilaporkan oleh petugas. Penelitian ini menggunakan metode acak sederhana dengan cara menyebarkan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya kepada enam kelompok peternak dan mengolahnya dengan menggunakan analisa deskriptif. Data yang dihasilkan dikelompokkan menjadi karakteristik sosial meliputi umur, pendidikan dan pengalaman serta karakteristik ekonomi meliputi jumlah ternak dan produksi susu. Dari hasil kuisioner diperoleh berbagai informasi bahwa Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandang Sari memiliki potensi yang cukup baik sebagai sentra produksi susu di wilayah Kabupaten Sumedang, dengan topografi yang berbukit-bukit, memiliki suhu antara 16° - 20 C. Sebagian besar peternak di Koperasi Serba Usaha (KSU) 65,58 % berada dalam kategori usia produktif yaitu usia antara 30 sampai dengan 50 tahun. Lebih dari separuh peternak tergolong dalam kategori “berpengalaman” dalam usaha ternak sapi perah (53,76 %) yaitu antara 6 sampai dengan 15 tahun dan beternak sapi perah merupakan usaha pokok. Lebih dari tiga per empat peternak berlatar belakang pendidikan Sekolah Dasar (83.90%), hanya sebagian kecil (16,10%) peternak yang mempunyai pendidikan tamat SMP dan SMA. Seluruh responden (100%) mengetahui tentang gejala-gejala dari penyakit mastitis, sedangkan pengetahuan peternak mengenai gejala penyakit corpus luteum persisten (82,80%) tidak mengetahuinya. Pengetahuan peternak mengenai beberapa gejala penyakit masih rendah, hal ini bisa disebabkan karena kurangnya penyuluhan petugas atau kurang responnya peternak terhadap penyuluhan yang diberikan oleh petugas. Pengetahuan peternak mengenai gejala penyakit hypofungsi ovari (24,73%) mengetahuinya dan lebih dari tiga perempat (75,27%) tidak mengetahui mengenai gejala penyakit hypofungsi ovari lebih dari separuh responden (68,81 %) tidak mengetahui tentang gejala penyakit endometritis, hanya (31,19%) peternak responden yang mengetahui mengenai gejala penyakit endometritis. Peternak responden (60,21%) mengetahui tentang gejala dari abortus, hanya 37 responden (39,79%) responden yang tidak mengetahui gejala abortus.