Pengaruh Ekstrak Batang Benalu Teh (Scurrula oortiana) Terhadap Perkembangan Folikel Limfoid Bursa Fabricius Pada Embrio Telur Tertunas
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai tingkat konsentrasi ekstrak batang benalu teh (Scurrula oortiana) terhadap perkembangan folikel limfoid bursa Fabricius serta mengetahui rute inokulasi yang terbaik dalam pemberian ektrak benalu teh pada telur embrio tertunas (TET). Sebanyak 56 butir TET dibagi kedalam 3 kelompok rute inokulasi, yaitu alantois, kantung kuning telur (KKT) dan membran korioalantois (CAM). Setiap kelompok tersebut dibagi lagi menjadi 3 kelompok tingkat konsentrasi ekstrak benalu teh yang diinokulasikan pada TET dengan konsentrasi bertingkat untuk tiap butir TET masingmasing 0,2 mg/0,2 ml, 1 mg/D,2 rol dan 2 mg/0,2 ml. Disamping itu ada dua kelompok lagi yang bertindak sebagai kontrol placebo yang diberi RPMI 1640 sebanyak 0,2 mil butir TET dan kontrol (-) yang tidak diberi perlakuan. Kelima kelompok tersebut masing-masing berjumlah 4 butir TET. Inokulasi pada kelompok alantois dilakukan pada TET umur 10 hari, sedangkan untuk KKT dan CAM masingmasing pada umur TET 7 dan 12 hari. Seluruh TET kemudian disimpan dalam ink'_1bator pada suhu 38°C dan diamati setiap hari mulai dari hari pertama inokulasi ~ampai dengan hari ke-21 pasca inokulasi. Embrio telur yang mati selama hari pengamatan disingkirkan dan dihitung persentase kematiannya untuk tiap kelompok ¥:onsentrasi pada masing-masing kelompok rute inokulasi. Pada hari ke-21 pasca inokulasi seluruh TET yang masih hidup dibuka dan diambil embrionya untuk ditimbang, selanjutnya dilakukan nekropsi embrio untuk mengambil organ bursa Fabricius. Organ bursa disimpan dalam larutan Buffer Netral Formalin (BNF) 10% dan selanjutnya dilakukan pembuatan preparat histologis. Pengamatan histologis dari bursa Fabricius dilakukan dengan cara mengambil 8 plika secara acak pada bursa dari setiap preparat untuk dihitung persentase perbandingan jumlah folikel limfoid aktif dengan jumlah folikel limfoid keseluruhan dalam masing-masing plika pada bursa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematian TET untuk kelompok inokulasi rute alantois pada konsentrasi 1 mg/O,2 mllebih rendah daripada kelompok KKT dan CAM. Sedangkan rataan berat badan embrio untuk kelompok inokulasi alantois dan KKT pada konsentrasi 0,2 mg/O,2 ml, Img/0,2 ml dan 2 mg/O,2 ml menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan maupun placebo. Hasil pengamatan terhadap rataan persentase folikellimfoid aktif pada rute alantois untuk kelornpok konsentrasi 0,2 mg/D,2 mI, 1 mg/0,2 ml dan 2 mg/O,2 ml adalah 26,672%, 48,262% dr.n 25,409%, sedangkan kontrol tanpa perlakuan dan placebo masing-masing adalah 25,403% dan 30,659%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak benalu teh pada rute inokulasi alantois dengan konsentrasi 1 mg/O,2 ml dapat meningkatkan rataan persentase folikel limfoid aktif bursa Fabricius embrio ayam.