Penggunaan Sludge Industri Kertas Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pulai Pada Tanah Bekas Tambang Batubara
Abstract
Proses pengelolaan batubara dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem alam berupa kerusakan morfologi, sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pada umumnya, di areal bekas tambang batubara tanaman jarang mampu tumbuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pH tanah, sehingga ketersediaan unsur hara yang terkandung di dalam tanah rendah serta meningkatnya kandungan logam dalam tanah yang dapat meracuni tanaman dan kehidupan lailmya. Oleh karena itu, perlu dilakukan rehabilitasi di areal bekas tambang batubara, salah satunya dengan menggunakan sludge industri kertas. Penggunaan sludge dapat memperbaiki kandungan hara tanah dan dapat menjadi sumber bahan organik. Untuk mengetahui kelayakan tanah bekas tambang batubara dalam mendukung pertumbuhan tanaman, maka dilakukan uji penanaman terhadap bibit Pulai (Alstonia scholaris R. Br). Pulai merupakan salah satu jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan dalam pengembangan hutan tanaman, karena tanaman ini merupakan jenis pohon cepat tumbuh (fast growing species). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sludge industri kertas dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman Pulai pada tanah bekas tambang batubara. Penambahan bahan organik baik sludge maupun top soil pada tanah bekas tambang batubara memberikan respon yang positif dalam pertumbuhan bibit Pulai. Berdasarkan analisis tanah penambahan bahan organik tanah mampu memperbaiki tanah dalam kegiatan rehabilitasi tanah bekas tambang batubara, diantaranya meningkatkan pH, KTK, kadar air tanah, unsur hara makro (C, N, P, K, Mg) dan unsur hara mikro (Fe, Cu, Zn, Mn) serta menurunkan S04. Dalam pertumbuhan tinggi dan diameter bibit Pulai, pengaruh terbesar diperoleh pada perlakuan top soil. Hal ini menunjukkan bahwa dalam media tanam top soil mempunyai. drainase, kandungan bahan organik, unsur hara serta kelembaban tanah yang lebih baik dibandingkan dengan sludge. Karena dalam sludge memiliki kandungan logam berat yang lebih tinggi dibanding top soil terutama kandungan unsur Mn sehingga menyebabkan petumbuhan bibit tidak optimal serta menguningnya daun tanaman. Untuk parameter lainnya seperti biomassa, nisbah pucuk akar dan persen hidup, perlakuan yang diberi bahan organik menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibanding kontrol. Pemberian bahan organik pada tanah bekas tambang batubara dengan menggunakan top soil memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sludge. Hal ini terlihat adanya peningkatan pertambahan tinggi dan pertumbuhan diameter, tetapi dalam meningkatkan kadar air tanah, KTK dan pH tanah serta unsur hara makro sludge memberikan hasil lebih baik dibandingkan top soil. Dalam kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang batubara, perlakuan sludge belum memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Pulai.
Collections
- UT - Forest Management [2823]