Pengaruh Jarak Tanam Dan Pemangkasan Daun Pada Pertumbuhan Bibit Jati (Tectona grandis L.f.) Dalam Persemaian Akar Telanjang (Bareroot Nursery)
Abstract
Pembangunan hutan tanaman memerlukan bibit dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Umumnya pengadaan bibit diperoleh dari persemaian, salah satunya melalui persemaian bibit akar telanjang. Pada praktek pembuatan bibit akar telanjang perlu diperhatikan mengenai teknik penaburan benih termasuk jarak tanam, pemulsaan, sistem irigasi (Myxal dan South, 1991). Untuk meningkatkan persen keberhasilan penanaman, maka perlu dilakukan perlakuan terhadap bibit akar telanjang yang akan ditanam di lapangan. Perlakuan yang diberikan berupa pemangkasan sebagian daun atau cabang dan penggunaan jarak tanam. Semai jati yang berdaun lebar cepat menutup bedeng persemaian, sehingga bibit yang pertumbuhannya lambat akan ternaungi sehingga diperlukan pemangkasan daun. Penggunaan atau pengaturan jarak tanam pada dasarnya berusaha memberikan kemungkinan pada tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan dalam mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh, baik dengan tanaman sejenis maupun dengan gulma (Danuwinata, 1998). Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam dan pemangkasan daun terhadap tinggi, diameter, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, berat kering pucuk, berat kering akar, berat kering total dan nisbah pucuk akar pada anakan jati. Lokasi penelitian berada di rumah kaca dan Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor pada saat penyemaian benih dan penyapihan serta pemeliharaan dilakukan di Kebun Pembibitan Tlogoarto, Desa Cihideung Ilir, Keeamatan Ciampea, Bogor. Jumlah bedeng sapih yang disiapkan sebanyak 18 buah dengan pembagian : 6 bedeng untuk bibit dengan jarak tanam 5 cm x 10 cm, 6 bedeng dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, dan 6 bedeng dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm. Dari 6 bedeng sapihan ini terdapat masing-masing 3 bedeng yang dipangkas daunnya. Rancangan penelitian yang digunaikan adalah rancangan acak lengkap dengan dua faktor, yaitu faktor pemangkasan daun dan jarak tanam, dengan 6 perlakuan masing-masing perlakuan terdapat 3 ulangan. Dari data perkecambahan, benih yang berkecambah dari 4795 benih yang ditabur adalah sebesar 1585 benih (33,10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan daun memberikan pengaruh yang nyata pada parameter tinggi. Perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter jumlah daun, panjang ,akar, jumlah akar, berat kering pucuk, berat kering akar, dan berat kering total. Untuk interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap nisbah pucuk akar bibit jati. Perlakuan pemangkasan daun, jarak tanam, dan interaksi antara keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata pada diameter bibit jati. Pada parameter tinggi, bibit jati yang tidak dipangkas daunnya lebih tinggi dari bibit jati yang dipangkas daunnya, yaitu pada bibit yang tidak dipangkas daunnya memiliki rata-rata tinggi sebesar 18,41 cm, sedangkan pada bibitjati yang dipangkas daunnya memiliki rata-rata tinggi 12,32 cm. Pada parameter jumlah daun diketahui jarak tanam 10 cm x 10 cm dan jarak tanam 10 cm x 20 cm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, yaitu 8,16 dan 8,83, sedangkan hasil terkecil terdapat pada jarak tanam 5 cm x 10 cm, yaitu 7,33. Pada parameter panjang akar diketahui jarak tanam 5cm x 10 cm dan jarak tanam 10 cm x 10 cm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, yaitu 101,25 dan 158,10; sedangkan hasil terbaik terdapat pada jarak tanam 10 cm x 20 cm, yaitu 297. Pada parameter jumlah akar diketahui jarak tanam 5 cm x 10 cm dan jarak tanam 10 cm x 10 cm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, yaitu 26,83 dan 35,00; sedangkan hasil terbaik terdapat pada jarak tanam 10 cm x 20 cm, yaitu 62.50. Pada parameter berat kering pucuk diketahui jarak tanam 5 cm x 10 cm dan jarak tanam 10 cm x 10 cm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. yaitu 4,02 dan 5,75; sedangkan hasil terbaik terdapat pada jarak tanam 10 cm x 20 cm, yaitu 12,27. Pada parameter berat kering akar diketahui jarak tanam 5 cm x 10 cm dan jarak tanam 10 cm x 10 cm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, yaitu 1,65 dan 2,24; sedangkan hasil terbaik terdapat pada jarak tanam 10 cm x 20 cm, yaitu 4,12. Pada parameter berat kering total diketahui jarak tanam 5 cm x 10 cm dan jarak tanam 10 cm x 10 cm memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, yaitu 5,68 dan 8,01; sedangkan hasil terbaik terdapat pada jarak tanam 10 cm x 20 cm, yaitu 16,40. Pada parameter nisbah pucuk akar, nilai tertinggi didapat dari bibit jati yang dipangkas daunnya dan menggunakan jarak tanam 5 cm x 10 cm, yaitu sebesar 3,49 dan yang terkecil terdapat pada bibit jati yang dipangkas daunnya dan menggunakan jarak tanam 10 cm x 10 cm, yaitu sebesar 2,40. Sedangkan pada diameter, kedua faktor yang diberikan berikut interaksi antara keduanya tidak memberikan perbedaan yang nyata. Berdasarkan respon pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, berat kering pucuk, berat kering akar, berat kering total, dan nisbah pucuk akar, maka dapat disimpulkan pemangkasan daun dapat menurunkan pertumbuhan tinggi bibit jati sebesar 33,08% dan penggunaan jarak tanam 10 cm x 20 cm memberikan hasil yang terbaik bagi pertumbuhan jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, berat kering pucuk, berat kering akar dan berat kering total bibit jati.
Collections
- UT - Forest Management [3062]