Pengelolaan Pemangkasan Produksi Apel (Malus sylvestris Mill.) Di Agrowisata Krisna, Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur
Abstract
Kegiatan magang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang aspek produksi, teknis, dan pengelolaan perkebunan apel pada kondisi yang sebenarnya, serta mempelajari pengelolaan usaha perkebunan apel dengan aspek khusus pengelolaan pemangkasan produksi. Magang dilakukan 16 Februari-16 Juni 2010 di Agrowisata Krisna, Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur. Kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan meliputi pekerjaan langsung di lapangan sebagai karyawan lapangan selama satu bulan dan sebagai asisten manajer selama tiga bulan. Kegiatan yang dikerjakan di lapangan sebagai karyawan lapangan meliputi penyulaman tanaman, perompesan, pemangkasan, pelengkungan cabang, pengendalian OPT, pemanenan, dan pengelolaan pasca panen. Kegiatan yang dilakukan sebagai asisten manajer yaitu mengawasi kegiatan karyawan lapangan, mengorganisasikan karyawan, serta membuat laporan kebutuhan fisik dan biaya operasional. Kegiatan lain yang dilakukan antara lain studi banding ke kebun apel di sekitar perusahaan. Pengamatan pengelolaan pemangkasan produksi dilakukan terhadap tanaman contoh yang dipilih secara acak pada satu blok dengan jumlah tanaman sebanyak 800 tanaman. Jumlah tanaman contoh yang dipilih sebanyak 10 tanaman apel kultivar Rome Beauty dan 10 tanaman apel kultivar Manalagi. Lima tanaman dari masing-masing kultivar dipangkas dengan selisih waktu satu minggu, yaitu pada 14 dan dan 21 hari setelah panen. Pengamatan difokuskan pada peubah pembungaan dan pembentukan buah yang meliputi jumlah tunas campuran per cabang, jumlah tunas vegetatif per cabang, waktu pembungaan, jumlah bunga per cabang, tingkat kerontokan bunga, jumlah buah per tanaman, dan pertumbuhan buah. Pengamatan-pengamatan tersebut dilakukan pada tiga cabang per tanaman contoh yang telah dipilih. Pemangkasan produksi yang dilaksanakan di Agrowisata Krisna sudah dilakukan dengan baik secara teknis, dilihat dari persentase pecah tunas campuran yang lebih banyak dibanding persentase pecah tunas vegetatif baik pada Rome Beauty maupun Manalagi. Persentase pecah tunas campuran pada kultivar Rome Beauty mencapai 75.53 % pada tanaman yang dipangkas 14 hari setelah panen dan 82.24 % pada tanaman yang dipangkas 21 hari setelah panen. Persentase pecah tunas campuran pada kultivar Manalagi mencapai 55.81% pada tanaman yang dipangkas 14 hari setelah panen dan 44.10 % pada tanaman yang dipangkas 21 hari setelah panen. Waktu pemangkasan produksi yang tidak serempak menyebabkan adanya tingkat perkembangan yang berbeda antara tanaman yang satu dengan yang lain dalam satu blok, antara lain pada peubah pertambahan jumlah tunas vegetatif dan pertambahan tunas campuran pada Rome Beauty dan Manalagi, serta jumlah buah pada Rome Beauty. Pemangkasan pada 14 hari setelah panen memberikan hasil lebih baik daripada pemangkasan pada 21 hari setelah panen dilihat dari jumlah tunas campuran per cabang, jumlah bunga, serta pertumbuhan buah.