Pengaruh jenis umpan buatan terhadap hasil tangkapan bubu tali di perairan Kepulauan Seribu
Abstract
Bubu tali merupakan alat tangkap yang dioperasikan tanpa mengganggu atau merusak terumbu karang. Pengoperasian bubu tali memerlukan umpan sebagai atraktan. Dari hasil penelitian sebelumnya didapatkan kombinasi umpan buatan diantaranya campuran arginin dan leusin (umpan buatan A) serta minyak ikan dan tepung ikan (umpan buatan B). Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis hasil tangkapan bubu tali, menganalisis pengaruh umpan buatan terhadap hasil tangkapan bubu tali dan menentukan jenis umpan buatan yang efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental di lapangan dengan menggunakan bubu sebanyak 12 unit dengan masing-masing 3 buah diberi perlakuan yaitu tanpa umpan, umpan alami, umpan buatan A, dan umpan buatan B. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan komposisi hasil tangkapan bubu tali terdiri dari 30 spesies yang digolongkan menjadi 15 famili. Famili terbanyak tertangkap diantaranya adalah Nemipteridae (63,65%), Mulidae (7,31%), Labridae (4,04%), dan Lutjanidae (3,65%). Jumlah hasil tangkapan terbanyak terdapat pada bubu tali yang diberi umpan buatan B (41%) yaitu sebanyak 213 ekor. Uji statistik menunjukkan bahwa umpan buatan A dan umpan buatan B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan. Efektivitas penangkapan berdasarkan hasil tangkapan utama pada bubu tali dengan umpan buatan A dan umpan buatan B memiliki nilai efektivitas tertinggi (100%). Efektivitas penangkapan untuk famili Nemipteridae pada bubu tali diberi umpan buatan A memiliki nilai efektivitas yang cukup tinggi yaitu 63,33% dan pada umpan buatan B sebesar 70%. Efektivitas penangkapan untuk famili Serranidae, Lutjanidae dan Labridae pada semua perlakuan bubu dengan umpan mendapatkan nilai efektivitas yang rendah (< 50%). Kata kunci : bubu tali, perairan Kepulauan Seribu, umpan alami, umpan buatan A, umpan buatan B