Aktivitas antihiperglikemik dari biomassa dan polisakarida ekstraseluler Porphyridium cruentum sebagai inhibitor alfa glukosidase
Abstract
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan upaya perencanaan diet, mempertahankan bobot badan normal dan melakukan cukup olah raga. Obat hanya diberikan jika setelah melakukan berbagai upaya tersebut secara maksimal tidak berhasil mengendalikan kadar glukosa darah. Salah satu jenis obat antidiabetik oral adalah golongan inhibitor α-glukosidase. Porphyridium cruentum merupakan mikroalga merah penghasil polisakarida ekstraseluler yang diduga mempunyai aktivitas inhibitor α-glukosidase yang menghambat pemecahan karbohidrat menjadi glukosa. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kurva pertumbuhan Porphyridium cruentum, mendapatkan dan mengukur polisakarida ekstraseluler dan biomassa kering dari Porphyridium cruentum, dan menganalisis aktivitas antihiperglikemik pada polisakarida ekstraseluler dan biomassa kering dari Porphyridium cruentum Fase pertumbuhan pada kultur Porphyridium cruentum meliputi fase lag, fase log, fase stasioner dan fase kematian. Fase lag terjadi sampai hari pertama, fase log terjadi pada umur 1 sampai 5 hari, fase stasioner pada umur 5 sampai 9 hari, dan setelah hari ke-9 telah memasuki masa kematian. Pemanenan dilakukan pada umur 12 hari dengan jumlah polisakarida ekstraseluler 0,215 gram/10 ml. Biomassa kering mempunyai kadar air 11,67%, kadar abu 38,34%, kadar protein 5,54%, kadar lemak 0,33%, dan kadar karbohidrat 44,12%. Selain itu juga diukur komponen aktif secara fitokimia. Biomassa kering mengandung komponen alkaloid, fenol hidrokuinon dan flavonoid, sedangkan polisakarida ekstraseluler mengandung komponen fenol hidrokuinon. Nilai inhibisi α-glukosidase pada ekstrak air biomassa kering Porphyridium cruentum didapatkan nilai rata-rata 33,82%, sedangkan nilai inhibisi α-glukosidase pada polisakarida Porphyridium cruentum didapatkan nilai rata-rata 71,57% dengan kontrol positif (acarbose) mempunyai nilai inhibisi sebesar 91%.