Pengendalian potential recall dengan pendekatan batch dispersion model pada industri pengolahan Udang beku studi kasus di PT Red Ribbon Indonesia, Jakarta
Abstract
Udang sebagai salah satu bahan pangan yang memiliki potensi pasar yang sangat besar. Akan tetapi udang memiliki kelemahan yaitu mudah mengalami pembusukan atau kemunduran mutu. Selain permasalahan mutu dan keamanan pangan yang dihadapi, masalah yang sering terjadi adalah adanya kontaminasi baik fisik (plastik, rambut dll) atau mikrobiologi (Escherichia coli, Salmonella dll) maupun kimia seperti kloramfenikol pada produk udang. Sehingga hal ini menyebabkan kerugian bagi perusahaan yaitu terjadinya penolakan terhadap produk udang serta mengakibatkan biaya operasional yang cukup besar. Solusi untuk mengetahui penyebab dari penolakan produk udang tersebut antara lain adalah dengan menerapkan sistem traceability untuk menelusuri asal bahan baku dan lokasi produk dalam rantai pasok. Sistem traceability yang digunakan merupakan sistem internal traceability yaitu menelusuri pada tahapan proses produksi dengan pengggunaan konsep batch dispersion. Batch merupakan sejumlah makanan yang diproduksi dalam keadaan yang seragam atau sama. Jika suatu batch produk didistribusikan kepada berbagai pembeli, maka akan menyebabkan terjadi penyebaran batch yang cukup banyak. Penyebaran batch yang terlalu banyak kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi terhadap produk akan lebih meningkat. Sehingga dengan penggunaan konsep batch dispersion dengan metode penggabungan batch pada satu periode dan penggabungan batch yang beda periode dengan analisis datanya menggunakan model matematika yaitu dengan prinsip Heuristik diharapkan dapat meminimalisasi terjadinya penyebaran batch serta meminimalkan biaya produksi dan mengurangi potensi penarikan kembali. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan potensi penarikan kembali pada produk akibat kemungkinan terjadinya masalah penurunan mutu atau keamanan pangan maupun kontaminasi (fisik, kimia atau biologi), sedangkan tujuan khususnya adalah menggabungkan batch-batch bahan baku pada periode yang sama dan menggabungkan batch-batch bahan baku pada periode yang berbeda, pada proses produksi serta menentukan metode yang baik untuk meminimalisasi biaya produksi.