Karakteristik pigmen fikosianin dari Spirulina fusiformis yang dikeringkan dan diamobilisasi
Abstract
Warna merupakan karakteristik penting untuk pangan dan produk kosmetik. Penggunaan pewarna sintetik ”non-food grade” pada bahan pangan dan kosmetika dapat membahayakan konsumen. Zat pewarna alami merupakan salah satu solusi penggunaan bahan pewarna untuk pangan dan kosmetik yang lebih aman. Bahan pewarna alami memiliki banyak kelemahan namun bisa dikembangkan karena kesehatan manusia lebih bernilai. Pewarna alami dapat diperoleh dari mikroalga Spirulina fusiformis, yaitu pigmen biru fikosianin. Spirulina fusiformis dikultivasi pada media Zarrouk yang dimodifikasi. Kultivasi dilakukan di luar ruangan menggunakan penyinaran cahaya matahari. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan kain penyaring (nylon mesh) berukuran 20 μm, selanjutnya biomasa basah dikeringkan pada suhu ruang. Ekstraksi fikosianin menggunakan pelarut polar bufer fosfat 100 mM pH 7. Pigmen fikosianin yang diperoleh dari ekstraksi dikeringkan menggunakan spray dryer (suhu tinggi) dan freeze dryer (suhu rendah). Suhu pengeringan Spray dryer adalah 175-180 oC (inlet) dan 69-71 oC (outlet), sedangkan suhu pengeringan freeze dryer kurang dari -18 oC. Fikosianin yang diperoleh dari ekstraksi juga diamobilisasi menggunakan kitosan dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1. Fikosianin hasil pengeringan freeze dryer mengandung 27,27% protein, 15,69% kadar air, dan 62,74% kadar abu. Fikosianin hasil pengeringan spray dryer mengandung 24,90% protein, 2,13% kadar air, dan 74,47% kadar abu. Nilai penghambatan fikosianin kering hasil pengeringan freeze dryer terhadap radikal bebas dari asam linoleat sebesar 21,4–27,27%, lebih besar dibanding nilai penghambatan fikosianin kering hasil pengeringan spray dryer (20,27–24,90%). Hasil amobilisasi fikosianin diuji daya larut dan stabilitasnya terhadap suhu pasteurisasi. Daya larut fikosianin amobil terhadap kelarutan fikosianin murni sebesar 0,94%-8,7%. Hasil pengujian stabilitasnya pada suhu pasteurisasi menunjukkan fikosianin yang diamobilisasi menggunakan kitosan dengan perbandingan 2:1 adalah sebesar 98,2%.