Produktivitas primer perifiton di Sungai Ciampea, Desa Ciampea Udik, Bogor pada musim kemarau 2010
Abstract
Perifiton adalah salah satu komunitas di sungai Sungai Ciampea yang berperan sebagai produsen primer, penghasilkan oksigen, dan menjadi sumber penghasil bahan organik di sungai. Keberadaan bahan organik tersebut dapat diduga dari produktivitas perifiton. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keberadaan bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton yang didekati melalui produktivitas primer yang terjadi. Penelitian ini merupakan eksperimen di lapang dengan rancangan percobaan acak lengkap. Objek yang digunakan adalah perifiton yang melekat pada substrat buatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2010. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian di lapang dan analisis di laboratorium. Stasiun pengamatan terdiri dari dua stasiun, yaitu yang terkena sinar matahari langsung (24.630-114.500 Lux) dan yang tidak terkena sinar matahari langsung (11.120-98.360 Lux). Substrat buatan yang digunakan pada penelitian utama adalah tali rafia. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu hari ke-7, ke-12, dan ke- 17. Nilai produktivitas primer diukur melalui dua pendekatan, yaitu oksigen dan klorofil. Data yang dikumpulkan meliputi data perifiton (kelimpahan dan indeks biologi), produktivitas primer (pendekatan oksigen dan klorofil), dan bahan organik yang dihasilkan (pendekatan oksigen dan klorofil). Analisis data dilakukan menggunakan ANOVA RAL dan regresi. Selama pengamatan, perifiton yang ditemukan, yaitu Thallasiotrhix, Melosira, Stauroneis, dan Navicula. Cahaya merupakan salah satu faktor bagi pertumbuhan perifiton. Hal ini dapat terlihat dari kelimpahan perifiton pada stasiun 1 yang relatif lebih tinggi daripada stasiun 2. Bahan organik pada kedua stasiun yang diukur, baik dengan pendekatan oksigen maupun pendekatan klorofil mencapai nilai tertinggi pada hari ke-12. Selain itu, stasiun 1 menghasilkan bahan organik yang lebih besar dibandingkan dengan stasiun 2 pada setiap waktu pengamatan. Hal ini dapat terjadi karena ketersediaan cahaya matahari pada stasiun 1 lebih besar daripada stasiun 2. Berdasarkan hasil analisis menggunakan ANOVA RAL pada kedua pendekatan, nilai P lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap bahan organik yang dihasilkan antara perlakuan pada stasiun 1 dengan stasiun 2. Selanjutnya, dilakukan analisis dengan menggunakan regresi. Regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara cahaya dengan kelimpahan, dan bahan organik (pendekatan oksigen dan klorofil) yang dihasilkan oleh perifiton. Berdasarkan hasil regresi tersebut, dapat diketahui bahwa cahaya memiliki hubungan yang erat terhadap kelimpahan perifiton dan bahan organik yang dihasilkan oleh perifiton (pendekatan oksigen dan klorofil). Perifiton menyumbangkan bahan organik ke Sungai Ciampea sebesar 0,44-2,44 gC/m2/hari melalui pendekatan oksigen dan 7,71-17,14 gC/m2 melalui pendekatan klorofil.