Kajian proyeksi luas kebutuhan ruang terbuka hijau kota Bogor dan arahan serta pola penyebarannya
Projection of Bogor City Green Open Space Area and Spatial Distribution Pattern Requirement
Date
2011Author
Sari, Intan Laksmita
Rustiadi, Ernan
Sulistyantara, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
A growing number of inhabitant of the Bogor City increase urban space requirements, this broad impact on the reduction of green open spaces (greenery) yearly. Proportion of greenery in accordance with National Act No. 26 of 2007 on spatial planning in urban areas, representing 30% of the city area. Bogor occupies 11.850 ha, and need as consisting of 20% of city areas (± 2.370 ha) public green open space and 10% private green open space (±1.185 ha). In the next year, to avoid land-use change with green open space becomes more awake, it is needed to find the method to justify the priority of green open space to be conserved. This study calculated the appropriate green space to meet the needs of the urban population and total oxygen demand of the city. Calculation of the projected need for green space based on population was conducted by using population data and timeseries population projection in the year to be calculated. Calculation the need for green open space based on oxygen requirement was conducted by employing population data, number of livestock, the number of motor vehicles and the number of industries located in Bogor City, where the unit of analysis was per sub district. Estimated population of Bogor City in 2030 will be 1.428.488 inhabitants, and need greenery as much as 361,4 ha. Details of projected population and the need for green spaces as follows: (1) South Bogor Sub District, 269.070 inhabitants and 68,07 ha; (2) East Bogor, 151.362 inhabitants and 38,29 ha; (3) North Bogor, 238.372 inhabitants and 60,31 ha; (4) Central Bogor, 115.449 inhabitants and 29,21 ha; (5) West Bogor, 371.615 inhabitants and 94,02 ha; and (6) Tanah Sareal, 282.620 inhabitants and 71,50 ha. The projected requirements for greenery in accordance with the requirements of oxygen is 943,73 ha. It is distributed to South Bogor district 188,65 ha, East Bogor Areas 94,38 ha, North Bogor area 169,85 ha, Central Bogor area 103,71 ha, West Bogor 207,76 ha, Tanah Sareal area 179,39 ha. The final result of this research is a map of the direction and the distribution of green space in each district in Bogor City, where distribution is based on existing land use, with emphasis on the use of land with a low value of land rent, namely vacant land, shrubs and trees. Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor menyebabkan kebutuhan ruang terbangun meningkat, hal ini berimbas pada penurunan luas ruang terbuka hijau (RTH) Kota Bogor di setiap tahunnya. Proporsi RTH sesuai UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada wilayah perkotaan yaitu 30% dari luas kota. Kota Bogor memiliki luas wilayah ± 11.850 ha sehingga dibutuhkan 3.555 ha yang terdiri dari 20 % RTH publik ± 2.370 ha dan 10 % RTH privat yaitu ±1.185 ha. Pada tahun mendatang, untuk menghindari perubahan penggunaan lahan dari ruang terbuka hijau menjadi ruang terbangun yang semakin meningkat, dibutuhkan luasan RTH yang diprioritaskan untuk dipertahankan dengan pemenuhan RTH berdasarkan kebutuhan lainnya. Penelitian ini menghitung kebutuhan RTH untuk memenuhi kebutuhan sesuai jumlah penduduk kota dan jumlah kebutuhan oksigen kota. Untuk perhitungan proyeksi kebutuhan RTH sesuai jumlah penduduk, digunakan timeseries data penduduk yang didapat dari BPS Kota Bogor dengan growth model dan menggunakan ketetapan 2,53m2/individu. Proyeksi kebutuhan RTH sesuai kebutuhan oksigen kota, menggunakan data pengguna oksigen di kota, yaitu jumlah penduduk kota, jumlah ternak dalam kota, jumlah kendaraan bermotor dan jumlah industri yang berada di Kota Bogor, dengan unit analisis per kecamatan. Perhitungan kebutuhan RTH berdasarkan kebutuhan oksigen dilakukan dengan menggunakan metode Gerarkis yang dikembangkan oleh Wisesa pada tahun1988. Proyeksi jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2030 adalah 1.428.488 jiwa dan proyeksi kebutuhan RTH-nya seluas 361,4 ha. Dengan rincian proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan RTH sebagai berikut: (1) Kecamatan Bogor Selatan 269.070 jiwa dan 68,07 ha; (2) Kecamatan Bogor Timur 151.362 jiwa, dan 38,29 ha; (3) Kecamatan Bogor Utara 238.372 jiwa dan 60,31 ha; (4) Kecamatan Bogor Tengah 115.449 jiwa dan 29,21 ha; (5) Kecamatan Bogor Barat 371.615 jiwa dan 94,02 ha; (6) Kecamatan Tanah Sareal 282.620 jiwa dan 71,50 ha..Proyeksi kebutuhan RTH sesuai kebutuhan oksigen Kota Bogor adalah sebesar 943,73 ha. Kecamatan Bogor Selatan 188,65 ha. Kecamatan Bogor Timur seluas 94,38 ha. Kecamatan Bogor Utara seluas 169,85 ha. Kecamatan Bogor Tengah seluas 103,71 ha. Kecamatan Bogor Barat seluas 207,76 ha dan Kecamatan Tanah Sareal seluas 179,39 ha. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa peta arahan dan pola sebaran RTH di tiap kecamatan di Kota Bogor, dimana daerah sebaran tersebut berdasarkan penggunaan lahan yang telah ada dengan mengutamakan penggunaan lahan dengan nilai landrent yang rendah yaitu diutamakan tanah kosong, semak, dan pepohonan.