Pengaruh waktu pencucian dan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merill) pada budidaya jenuh air di lahan pasang surut
Abstract
Budidaya jenuh air (BJA) merupakan penanaman dengan memberikan air secara terus menerus melalui parit-parit di sekitar petak pertanaman dan membuat tinggi permukaan air di bawah permukaan tanah tetap sehingga lapisan tanah di bawah perakaran jenuh air. Pencucian lahan dapat mengurangi pengaruh negatif bahan beracun yang berbahaya bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pencucian dan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merill) pada budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Penelitian ini dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari dua faktor yaitu waktu pencucian dan varietas. Waktu pencucian sebagai petak utama terdiri dari perlakuan tanpa pencucian, pencucian setiap 2, 4 dan 6 minggu. Varietas sebagai anak petak yang terdiri dari Varietas Tanggamus, Slamet, Willis dan Anjasmoro. Setiap petak utama dikelilingi saluran air yang berukuran lebar 30 cm dan dalam 25 cm, dengan demikan kondisi petakan akan selalu basah pada saat air irigasi diberikan. Pemberian air irigasi dilakukan sejak penanaman sampai panen dengan ketinggian muka air 15 cm di bawah permukaan tanah.