Pengaruh tinggi muka air dan lebar bedengan terhadap pertumbuhan dan produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) di lahan pasang surut
Abstract
Budidaya jenuh air (BJA) merupakan suatu teknologi yang mempertahankan irigasi secara terus-menerus di dalam saluran sehingga tinggi muka air dalam saluran selalu tetap dan menciptakan lapisan jenuh air pada tanah. Teknologi ini dapat mengatasi untuk mencegah oksidasi pirit di lahan pasang surut dan telah terbukti meningkatkan produktivitas kedelai di lahan pasang surut dan non pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lebar bedengan dan tinggi muka air terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, serta menentukan tinggi muka air dan lebar bedengan tertentu terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai di lahan rawa pasang surut. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 3 ulangan. Sebagai petak utama adalah tinggi muka air yang terdiri atas 10 dan 20 cm di bawah permukaan tanah (DPT). Sebagai anak petak adalah lebar bedengan yang terdiri atas lebar bedengan 2, 4, 6, dan 8 m. Teknologi BJA dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman (LPT) dan produktivitas kedelai. Pada saat panen terdapat pengaruh tinggi muka air terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, buku produktif, buku tidak produktif, polong isi, dan produksi kedelai. Namun tidak terdapat pengaruh tinggi muka air terhadap jumlah polong hampa dan bobot 100 biji kedelai. Terdapat pengaruh lebar bedengan terhadap jumlah cabang, buku produktif, buku tidak produktif, bobot 100 biji, polong isi, dan produksi kedelai. Namun tidak terdapat pengaruh lebar bedengan terhadap tinggi tanaman dan jumlah polong hampa. Tinggi tanaman, jumlah cabang, buku produktif, buku tidak produktif, polong isi, bobot 100 biji, dan produksi kedelai nyata lebih tinggi pada perlakuan interaksi tinggi muka air 20 cm DPT dengan lebar bedengan 2 m.