Identifikasi stabilitas dan adaptabilitas genotipe pada percobaan multilokasi padi sawah dengan metode AMMI
Abstract
Salah satu analisis statistika yang biasa digunakan untuk mengetahui gambaran stabilitas dan adaptabilitas genotipe pada hasil percobaan multilokasi secara visual adalah metode AMMI (Additive Main Effect and Multiplicative Interaction). Metode ini merupakan gabungan antara analisis ragam bagi pengaruh utama perlakuan yang bersifat aditif dengan analisis komponen utama pada pengaruh interaksinya yang bersifat multiplikatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur di Malang, berupa data skunder bobot ubinan padi sawah hasil percobaan multilokasi dari sebelas galur harapan dan satu varietas pembanding yang dicobakan pada tiga lokasi di Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan pada tiap lokasi adalah rancangan acak k elompok (RAK) dengan tiga ulangan. Hasil percobaan multilokasi dengan analisis AMMI menghasilkan model AMMI2 untuk menduga bobot ubinan padi sawah dengan kontribusi keragaman struktur interaksi antara genotipe dengan lokasi yang dapat diterangkan mendekati 100%. Berdasarkan konsep kestabilan genotipe, ada dua jenis genotipe yang dihasilkan yaitu genotipe spesifik dan stabil. Genotipe spesifik yang dihasilkan antara lain genotipe 10 (Fatmawati) dan 12 (Japonica) spesifik pada lokasi A (Banyuwangi); genotipe 3 (S3382), 5 (BP1072), 7 (Cibogo), dan 11 (BP123B) spesifik di lokasi B (Bojonegoro); dan genotipe 4 (BP50+) spesifik untuk lokasi C (Nganjuk). Sedangkan genotipe stabil yang dihasilkan yaitu genotipe 1 (S4814F), 2 (S3459F) , 6 (BP154), 8 (Gilirang), dan 9 (IR64). Di antara genotipe stabil tersebut yang memiliki peluang untuk dilepas sebagai varietas unggul adalah genotipe 1 (S4814F), 2 (S3459F), 6 (BP154), dan 8 (Gilirang), karena genotipegenotipe tersebut memiliki rata-rata bobot ubinan padi di atas rataan umum (5.631 Kg) dan ratarata bobot ubinan padi yang jauh lebih tinggi dari varietas IR 64 (5.210 Kg) sebagai pembanding. Genotipe-genotipe tersebut perlu diuji multilokasi lagi secara berkelanjutan untuk lebih mengetahui tingkat kestabilan genotipe sampai layak dilepas menjadi varietas unggul.