Analisis proksimat dan komposisi asam amino buah pisang batu, Musa balbisiana Colla
Abstract
Pisang batu (Musa balbisiana Colla) termasuk pisang kelas rendah, umumnya tidak disukai karena bijinya banyak, kulitnya keras, dan tebal serta buahnya tidak dapat dimakan dalam bentuk segar. Dalam penelitian ini dilakukan analisis proksimat, komposisi asam amino, dan kandungan mineral buah pisang batu. Analisis kandungan mineral juga dilakukan terhadap biji pisang batu. Analisis proksimat dilakukan dengan metode gravimetri dan titrimetri, analisis asam amino menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), dan mineralnya ditentukan dengan spektrofotometri serapan atom (SSA), kecuali fosforus (P) dengan spektrofotometri ultraviolet-tampak. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pisang raja dan pisang siam melalui uji statistika. Berdasarkan analisis proksimat diketahui kadar air, abu, serat kasar, dan gula pereduksi buah pisang batu lebih tinggi daripada buah pisang raja dan buah pisang siam. Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat buah pisang batu lebih rendah daripada pisang raja, namun kandungan proteinnya lebih tinggi daripada pisang siam, dan kandungan lemaknya lebih rendah daripada pisang raja dan pisang siam. Dari hasil analisis asam amino buah pisang batu dengan KCKT diketahui semua asam amino buah pisang batu lebih kecil daripada pisang raja. Asam amino esensial buah pisang batu yang ditemukan dalam jumlah relatif lebih besar daripada buah pisang siam adalah treonina, metionina, valina, fenilalanina, isoleusina, leusina, dan lisina. Dari hasil analisis mineral secara spektrofotometri diketahui konsentrasi Ca, Fe, Mg, K, Na, Mn, dan P pada pisang batu lebih tinggi daripada pisang raja, sedangkan terhadap pisang siam adalah mineral Ca, Mg, Fe, dan P. Pada biji pisang batu komponen mineral yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi adalah P, Ca, dan Mn.
Collections
- UT - Chemistry [2060]