Perencanaan pembagian batang secara intensif pada pengusahaan hutan tanaman industri kayu mangium, Acacia mangium studi kasus di HPHTI PT. Inhutani II Pulau Laut-Kalimantan Selatan
Abstract
Kebutuhan kayu bulat untuk memenuhi bahan baku industri kehutanan cenderung semakin meningkat seiring dengan perkembangan permintaan konsumen akan produkproduk kayu hasil hutan, namun hal ini tidak dapat didukung oleh kemampuan pasok kayu bulat yang dihasilkan dari hutan alam. Upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi ketidakseimbangan pasok dan kebutuhan kayu bulat, antara lain melalui peningkatan produksi kayu bulat yang berasal dari hutan tanaman. Pemanenan HTI yang telah dilakukan selama ini masih belum optimal, karena limbah pemanenan yang dihasilkan relatif masih besar. Secara umum faktor yang mempengaruhi besar kecilnya limbah pemanenan di petak tebang terkait dengan kebijakan pembagian batang (bucking policy). Apabila pembagian batang tidak dilakukan dengan baik akan mengakibatkan penurunan kelas sortimen, penurunan mutu, dan penyusutan volume pemanfaatan, serta menurunnya nilai kayu. Oleh karena itu upaya pemanfaatan kayu secara penuh perlu mulai dilaksanakan. Penelitian ini mencoba untuk menilai kemungkinan penerapan kebijakan pembagian batang berdasarkan kelas sortimen dan peruntukkannya dan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan kayu pada kebijakan pembagian batang perusahaan. Selain itu untuk mengetahui kualitas dan mengidentifikasi jenis cacat kayu mangium. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kegiatan penebangan, perencanaan pembagian batang, dan pelaksanaan pembagian batang dengan objek penelitian adalah semua bagian pohon rebah yang ditebang pada areal petak tebangan yang diteliti dengan diameter ujung terkecil 10 cm. Sehingga perhitungan diameter, panjang, dan volume dilakukan ketika pohon telah rebah. Berdasarkan hasil perhitungan, terpilih 283 pohon contoh pada luasan petak contoh dengan IS 10% dari luas efektif areal petak tebang yang diteliti. Petak tebang yang akan dijadikan unit contoh dipilih secara purposive sampling. Perencanaan pembagian batang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Pedoman Pembagian Batang Kayu Bundar Rimba, Perum Perhutani (1997). Pemilihan pola pembagian batang tersebut sebagai dasar perencanaan pembagian batang karena memiliki variasi kelas diameter dan variasi panjang. Dengan asumsi bahwa kombinasi da ri variasi ukuran diameter dan panjang akan meningkatkan pemanfaatan kayu dan meminimalkan limbah pemanenan di petak tebang. Metode yang digunakan untuk mengukur kayu hasil tebangan adalah metode pengukuran batang per seksi, sedangkan untuk pengujian kualitas kayu mengacu pada Peraturan Pengukuran dan Pengujian Kayu Bulat Rimba yang dikeluarkan oleh Dirjen Pengusahaan Hutan tahun 1993.
Collections
- UT - Forestry Products [2391]