Pemetaan konflik pengelolaan sumberdaya hutan di hutan lindung Gunung Lumut, Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimantan Timur
Abstract
Pulau Kalimantan dengan tingkat kekayaan spesies flora dan fauna yang tinggi dan tingkat endemisitas spesies sedang merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati yang terdapat di hutan-hutan Indonesia. Selain potensi hayati meliputi flora, fauna dan kayu yang terkandung di pulau Kalimantan, terdapat juga potensi tambang yang sangat potensial. Potensi-potensi tersebut diiringi dengan kepentingan-kepentingan yang semakin banyak terhadap potensi tersebut seiring masa desentralisasi di tahun 1999, menyebabkan kemunculan konflik. Konflik yang saat ini sedang mencuat di Indonesia adalah konflik pengelolaan sumberdaya hutan (SDH). Saat ini pemerintah Indonesia belum mengantisipasi konflik pengelolaan SDH, padahal banyak kasus konflik SDH yang terjadi di Indonesia hingga memakan korban baik sosial maupun ekonomi dan ekologi. Konflik dapat dijadikan sebagai salah satu langkah menuju pintu perubahan karena mendorong adanya ragam pilihan untuk mencari penyelesaiannya, sehingga konflik tidak perlu dihindari akan tetapi harus dihadapi dan dikelola menuju perubahan positif serta memiliki potensi manfaat. Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) dengan luas 35.350 Ha berdasar penunjukkan melalui SK Menteri Pertanian No. 24/Kpts/Um/1983 merupakan satu diantara empat hutan lindung di Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimantan Timur. Kawasan HLGL adalah benteng terakhir bentuk ekosistem alami berupa hutan hujan tropika bagi masyarakat adat Dayak Paser di Propinsi Kalimantan Timur. Berbagai potensi hayati yang terkandung di HLGL disertai dengan banyaknya kepentingan terhadap potensi tersebut, maka perlu segera diidentifikasi kemungkinan-kemungkinan adanya konflik yang terjadi menggunakan alat bantu analisis konflik sehingga dapat diantisipasi dengan tepat mengenai penyelesaian dan pengelolaan konflik pengelolaan SDH di kawasan HLGL.