Sifat fisis dan mekanis bambu lapis dari bambu andong, Gigantochloa verticillata (Willd.) Munro
Abstract
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, kebutuhan terhadap kayu sebagai bahan bangunan juga meningkat. Walaupun luas kawasan hutan berdasarkan TGHK sebesar 124.7 juta hektar yang terdiri atas kawasan hutan tetap seluas 110.8 juta hektar dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 13.9 juta hektar (Dephut, 2004), pada kenyataannya ketersediaan kayu di hutan alam semakin terbatas akibat dari eksploitasi yang berlebihan yang melebihi daya dukungnya dan cenderung menimbulkan kerusakan hutan. Untuk mengatasi ketidakmampuan hutan dalam memenuhi kebutuhan kayu, perlu dilakukan tindakan-tindakan antisipasi dengan mencari bahan baku selain kayu yang salah satunya berupa bambu. Bambu juga memiliki banyak kegunaan, mulai dari bahan bangunan sampai ke produk makanan olahan. Bambu disukai sebagai bahan bangunan karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya kuat, keras, ringan, mudah didapat, cepat tumbuh, mudah dalam pengerjaan, dan mempunyai sifat mekanis yang lebih baik pada arah sejajar serat. Melihat keunggulan-keunggulan tersebut memungkinkan berkembangnya produk-produk panel bambu sebagai wujud upaya diversifikasi produk panel kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi tebal lapisan dan pengaruh perekat terhadap sifat fisis dan mekanis panel bambu lapis dan kemungkinan pemanfaatan bambu andong sebagai bahan baku pembuatan bambu lapis struktural. Penelitian dimulai dari bulan Pebruari – Juni 2005 di Laboratorium Bio-Komposit dan Laboratorium Kayu Solid, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB. Alat-alat yang digunakan antara lain : gergaji tangan, mesin serut, caliper, oven, desikator, alat kempa, timbangan, kape, serta alat pengujian panel bambu berupa alat uji Universal Testing Machine (UTM) merk Instron. Bahan yang digunakan berupa bambu andong (Gigantochloa verticillata Munro) dengan jarak antar ruas mencapai hingga 50-60 cm dan diameter batang berkisar 10–12cm. Perekat yang digunakan adalah epoxy dan Polyvinyl Acetat (PVAc). Bambu lapis yang terdiri dari 3 lapisan diperoleh dari bilah bambu bebas buku yang diserut dengan ukuran panjang 40 cm dan lebar 2 cm dengan ketebalan total lapisan berbeda yaitu perlakuan B sebesar 10 mm (dengan ketebalan bilah tiap lapisan sebesar 2.5 mm – 5 mm – 2.5 mm) dan perlakuan A sebesar 11 mm (dengan ketebalan bilah tiap lapisan sebesar 3 mm – 5 mm – 3 mm). Bambu lapis direkat saling tegak lurus arah serat dengan menggunakan perekat epoxy dan PVAc. Kemudian bambu diuji sifat fisis dan mekanisnya menurut standard SNI 01-5008.7-1999. Analisis sifat fisis dan mekanis bambu dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial acak lengkap untuk melihat sejauh mana perekat dan komposisi tebal bambu mempengaruhi sifatsifat bambu.
Collections
- UT - Forestry Products [2391]