Kemampuan serapan karbon dioksida 5 (lima) jenis tanaman hutan kota
Abstract
Kota merupakan pusat segala aktivitas manusia. Berbagai kegiatan di perkotaan seperti: kendaraan bermotor, rumah tangga, hotel, industri dan kegiatan lainnya membutuhkan energi penggerak dan pemanas yang sebagian diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil seperti: bensin, solar, minyak tanah dan batu bara. Proses pembakaran akan menghasilkan gas CO2 (karbon dioksida). Bahaya utama dari peningkatan konsentrasinya di udara adalah terjadinya peningkatan suhu udara bumi secara global melalui efek rumah kaca (green house effect). Salah satu usaha untuk meminimalisasikan peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer ini terutama daerah perkotaan adalah dengan menanam tanaman kehutanan di perkotaan (tanaman hutan kota). Hutan dan taman kota dapat menyerap gas CO2, karena gas tersebut dapat diserap oleh daun melalui stomata untuk fotosintesis. Pengukuran kandungan karbohidrat daun merupakan salah satu upaya untuk dapat mengetahui daya serap CO2 ini. Penelitian ini berlokasi di Arboretum Studio Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Kabupaten Bogor, Laboratorium BB-BIOGEN (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian), dan BALITTRO Bogor pada bulan Agutus-Oktober 2005. Data primer meliputi daya serap CO2 per individu pohon dan per hektar lahan, jumlah daun pada satu individu pohon, luas daun, kadar air dan stomata daun. Data sekunder meliputi data suhu dan kelembaban udara serta intensitas cahaya daerah Dramaga, Bogor bulan September 2005 yang didapatkan dari pusat data Badan Meteorologi dan Geofisika Bogor. Analisis data dilakukan dengan penentuan CO2 yang diserap bersih per luas daun, per individu pohon dan per hektar lahan. Daya serap CO2 bersih per individu pohon (g/pohon/jam) di daerah Dramaga adalah sebagai berikut: daun krey payung sebesar 0,10; manggis hutan sebesar 0,60; melinjo sebesar 0,39; sawo kecik sebesar; 0,37; dan trengguli sebesar 0,06. Daya serap CO2 bersih per hektar luas lahan (g/Ha/jam) di daerah Dramaga dengan asumsi keseluruhan jarak tanam tanaman 5m x 5m adalah sebagai berikut: daun krey payung sebesar 40,8; manggis hutan sebesar 240,4; melinjo sebesar 156,0; sawo kecik sebesar; 146,8; dan trengguli sebesar 22,0. Keseluruhan tanaman ini memiliki kondisi iklim dan jenis tanah yang sama serta umur yang relatif sama. Jenis tanaman hutan kota di daerah Dramaga yang terbaik menyerap CO2 berdasarkan metode karbohidrat daun dari kelima jenis tanaman hutan kota ini berturut-turut adalah manggis hutan, melinjo, sawo kecik, krey payung dan trengguli.