Selenometionin dalam suspensi fermentasi herba vulkanis
Abstract
Indonesia mempunyai sumber daya hayati yang beraneka ragam, salah satunya ialah herba. Herba berkhasiat sebagai obat karena kandungan senyawa aktif di dalamnya, salah satunya adalah selenometionin. Penelitian ini dilakukan atas hasil seleksi tiga tanaman herba vulkanis yang mempunyai kadar selen total yang tinggi. Selenometionin sendiri tidak dapat dihasilkan oleh mahkluk tingkat tinggi seperti mamalia dan manusia, tetapi dapat dihasilkan oleh proses asimilasi pada tanaman, khamir, dan beberapa bakteri seperti Escherichia coli. Selenometionin terdapat pada empat tapak aktif glutation peroksidase sebagai sistem antioksidan untuk melindungi sel dari oksidator seperti piroksinitrit. Selenometionin ditentukan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi dengan pereaksi o-ftaldialdehida dan selen total sebagai indikasi awal ditentukan dengan metode spektroskopi serapan atom. Kadar selenometionin yang didapat pada ekstrak bawang putih dengan menggunakan sistem konsorsium fermentasi Acetobacter- Saccharomyces adalah 4.33 μg/mL dan yang tanpa sistem konsorsium fermentasi 14.89 μg/mL, sedangkan untuk ekstrak ciplukan dan damuh-damuh selenometionin tidak terdeteksi. Penambahan konsorsium menyebabkan berkurangnya kadar selenometionin pada suspensi fermentasi setelah inkubasi 12 hari.
Collections
- UT - Chemistry [2060]