Analisis pendapatan pedagang buah di PD Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur
Abstract
Masyarakat mulai menyadari bahwa mengkonsumsi makanan alami yang memiliki kandungan vitamin maupun mineral jauh lebih baik bagi kesehatan, sehingga kecenderungan masyarakat dalam mengkonsumsi buah meningkat. Pada tahun 2007 konsumsi buah mencapai 30,25 Kg/Tahun/Kapita, jika dibandingkan pada tahun 2006, maka pada tahun 2007 konsumsi buah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 36,38 persen. Peningkatan konsumsi buah-buahan segar akan meningkatkan permintaan buah segar baik buah nasional maupun buah impor. Permintaan buah impor pada tahun 2007 sebesar 465.679.473 Ton dan diprediksi akan berkurang pada tahun 2008 sebesar 458.516.183 Ton. Perkiraan permintaan buah-buahan di Indonesia sampai tahun 2015 masih terus meningkat seiring dengan pertambahan laju jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah. Perkiraan jumlah populasi di Indonesia pada 2010 sebanyak 240 juta dan diperkirakan konsumsi buah sebesar 57,92 Kg/Tahun/Kapita dan pada tahun 2015 diperkirakan konsumsi buah sebesar 78,74 Kg/Tahun/Kapita. Peningkatan konsumsi buah-buahan segar yang terjadi ini merupakan salah satu peluang yang harus dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga pemasaran khususnya pedagang pengecer yang terlibat dalam penyediaan dan distribusi buah. Peran lembaga pemasarn ini adalah sebagai pihak yang menghubungkan produsen buah-buahan ke konsumen. Penyediaan buah-buahan oleh pedagang pengecer bukan hanya buah nasional saja tapi juga buah impor. Penyediaan buah-buahan tertentu akan dilakukan oleh pedagang apabila memberikan nilai positif dalam arus penerimaan, seperti kecenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan nasional saja atau kedenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan impor saja, atau kecenderungan pedagang menjual buah-buahan nasional sebagai komoditi utama dan menjual buah-buahan impor sebagai komoditi pelengkap saja. Hal ini tentu saja menimbulkan adanya perbedaan pendapatan pedagang buah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pedagang buah nasional dan buah impor serta pola penyediaan buah nasional dan buah impor di pasar induk kramat jati. menganalisis tingkat pendapatan pedagang buah di pasar induk kramat jati, dalam menjawab tujuan pertama dilakukan dengan cara mendeskripsikan pedagang buah berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara langsung ke pedagang buah. Tujuan kedua diperoleh dengan menggunakan analisis pendapatan dengan menggunakan teori biaya Π = TR-TC dan nilai R/C ratio. Berdasarkan karakteristik pedagang buah, pada umumnya pedagang buah nasional dan buah impor berusia 48 tahun keatas, sedangkan tingkat pendidikan terakhir pedagang buah nasional dan buah impor pada umumnya yaitu SMU dengan lamanya berdagang buah mayoritas diatas 21 tahun. Jumlah kios pedagang buah nasional maupun impor pada umumnya berkisar antara 4 – 5 TU, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh pedagang buah nasional pada umumnya berkisar antara 6 – 10 orang dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh pedagang buah impor pada umumnya berkisar antara 11 – 15 orang. Pada umumnya modal pembelian buah untuk pedagang buah nasional antara 10.000.000 – 50.000.000 dan pedagang buah impor diatas 151.000.000. Berdasarkan pola penyediaan buah, pada umumnya pedagang buah di pasar Induk Kramat Jati melakukan pengumpulan (konsentrasi) produk-produk pertanian dari beberapa wilayah pemasok buah lalu dijual ke konsumen bisnis, maka dapat dikatakan bahwa pedagang buah di pasar Induk Kramat Jati merupakan pedagang grosir terkadang merangkap sebagai pedagang pengumpul. Tingkat pendapatan pedagang buah nasional yaitu buah semangka, buah salak, buah melon, buah pisang, dan buah mangga masing-masing rata-rata sebesar Rp 6.190.442/Kios, Rp 6.444.150/Kios, Rp 5.913.425/Kios, Rp 2.511.635/Kios, dan Rp 1.191.914/Kios. Tingkat pendapatan pedagang buah impor rata-rata sebesar Rp 9.602.178/Kios. Kegiatan penjualan antara buah nasional dan buah impor yang paling menguntungkan adalah kegiatan penjualan buah nasional (buah semangka), karena nilai R/C ratio pedagang semangka sebesar 1,42 merupakan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan pedagang impor sebesar 1,21. Penjualan buah nasional musiman dan buah nasional sepanjang tahun, yang paling menguntungkan adalah kegiatan penjualan buah nasional sepanjang tahun, karena nilai R/C ratio pedagang buah nasional sepanjang tahun (buah semangka) sebesar 1,42 merupakan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan pedagang buah nasional musiman (buah salak) sebesar 1,35.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]