Pengaruh perbedaan umur panen dan suhu simpan terhadap umur simpan buah naga super red (Hylocereus costaricensis)
Abstract
Buah naga merupakan buah eksotik yang mulai populer di Indonesia sejak tahun 2003. Terdapat beberapa jenis buah naga di Indonesia, salah satu diantaranya adalah buah naga super red (Hylocereus costaricensis) yang memiliki daging buah merah keunguan. Daging buah naga bersifat non-klimakterik yang tidak mengalami pemasakan dramatis setelah dipetik (panen) sehingga penentuan umur panen yang tepat memiliki peran penting dalam menjaga kualitas buah pasca panen. Faktor lain yang menjadi penentu kualitas buah adalah suhu ruang simpan berupa suhu rendah yang dapat menghambat proses metabolisme buah setelah panen selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah umur panen dengan 3 taraf yaitu 33 hari setelah anthesis (HSA), 35 HSA, dan 37 HSA. Faktor kedua adalah suhu simpan yang terdiri atas 2 taraf yaitu suhu ruang dan suhu 15 oC. Buah naga super red disimpan selama 4 minggu dan dilakukan pengamatan selama periode penyimpanan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kesegaran buah, susut bobot kumulatif buah, warna kulit buah, kekerasan buah, padatan terlarut total, dan asam tertitrasi total. Interaksi antara umur panen dengan suhu simpan untuk peubah kesegaran buah terjadi pada hari pengamatan ke-3, 9, dan 10. Peubah susut bobot kumulatif dipengaruhi oleh interaksi antara umur panen dengan suhu simpan pada hari ke-2, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14. Kekerasan kulit buah juga dipengaruhi oleh interaksi antara umur panen dengan suhu simpan pada minggu pertama pengamatan. Peubah kekerasan daging buah, padatan terlarut total, dan asam tertitrasi total tidak dipengaruhi oleh interaksi antara umur panen dengan suhu simpan selama penyimpanan. 3 Perlakuan umur panen memiliki pengaruh terhadap umur simpan buah naga pada beberapa peubah pengamatan yaitu diantaranya peubah kesegaran buah (hari ke-3, 8, 9, dan 10), susut bobot kumulatif buah (hari ke-2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, dan 14), dan asam tertitrasi total (minggu ke-1). Perlakuan suhu simpan juga memiliki pengaruh terhadap umur simpan buah naga pada beberapa peubah pengamatan yaitu diantaranya pada peubah kesegaran buah (hari ke-5 sampai hari ke-12), susut bobot kumulatif (hari ke-9 sampai hari ke-14), dan padatan terlarut total (minggu ke-2). Warna kulit buah naga adalah merah (5R) dengan jumbai buah berwarna hijau (5GY) untuk sebagian besar buah pada semua umur panen. Tidak terjadi perubahan dalam warna kulit buah naga selama penyimpanan karena buah nonklimakterik tidak mengalami penguraian pigmen warna pada kulit buah setelah panen. Berdasarkan hasil dari peubah yang diuji pada lokasi kebun buah naga, Sentul , umur panen yang lebih disarankan untuk buah naga adalah saat 35 HSA. Hal ini disebabkan kesegaran buah lebih terjaga dengan warna kulit buah yang sudah seragam, dan nilai padatan terlarut total yang cukup tinggi. Suhu simpan 15 oC memiliki kemampuan untuk menyimpan buah lebih lama serta menjaga kandungan kimia buah seperti padatan terlarut total dan asam tertitrasi total agar tidak turun secara drastis selama penyimpanan. Buah naga super red dapat disimpan pada suhu ruang selama ± 7 hari dan pada suhu 15 oC selama ± 14 hari.