Pengaruh perlakuan polimer hidroksi aluminium terhadap jerapan kalium pada vertisol Cirebon
Abstract
Vertisol dapat digolongkan sebagai tanah yang subur. Tanah ini memiliki sifat kimia yang baik seperti kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB) yang tinggi serta reaksi (pH) tanah sekitar netral hingga alkalin. Walaupun demikian, tanah ini memiliki daya fiksasi yang tinggi terhadap Kalium (K) karena banyak mengandung mineral liat montmorillonit yang memiliki kemampuan mengembang dan mengerut serta KTK yang tinggi. Jerapan K dapat terjadi pada permukaan luar, pinggiran patahan kristal, dan permukaan internal mineral liat. Penjerapan pada permukaan internal mineral liat menyebabkan K yang terjerap diikat kuat dan tidak dapat dipertukarkan dengan mekanisme pertukaran kation biasa. Mekanisme ini dikenal dengan istilah fiksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian Polimer Hidroksi Aluminium terhadap jerapan K serta pengaruhnya terhadap beberapa sifat kimia Vertisol. Penelitian ini menggunakan contoh Vertisol dari Desa Galagamba, Kecamatan Ciwaringin, Cirebon. Bahan utama yang digunakan adalah Polimer Hidroksi Aluminium (PHA) Locron S produksi Firma Hoechst. Larutan 2% Locron S mengandung 5.1 mg Al/ml. Dosis PHA yang diberikan yaitu 0 (kontrol), 15, 30, 60, 100, 150, 200, 400, 600, 800 dan 1000 mmol Al/kg tanah. Setiap dosis PHA diberikan dengan cara disemprotkan pada 100g tanah dan diaduk secara merata. Setelah diinkubasikan selama 2 minggu, campuran tanah-PHA diberi perlakuan larutan KCl dengan konsentrasi berjenjang untuk selanjutnya dilakukan analisis jerapan K menurut metode Langmuir. Perlakuan PHA hingga dosis 1000 mmol Al/kg pada Vertisol mampu menurunkan kapasitas jerapan maksimum tanah terhadap K dari 3.419,54 menjadi 215,49 mg/kg dan meningkatkan pelepasan K ke dalam larutan tanah dari 4,17 menjadi 12,75 ppm. Hal ini mengindikasikan bahwa PHA menjenuhi kompleks jerapan dan dijerap oleh koloid-koloid mineral sehingga tidak dapat dipertukarkan dan kation-kation basa tanah seperti K terlepas dari kompleks jerapan. Penurunan muatan negatif dan luas permukaan mineral menyebabkan penurunan KTK tanah dari 33,59 menjadi 18,87 cmol(+)/kg, penurunan pH tanah dari 7,1 menjadi 6,4, serta penurunan konsentrasi kation-kation basa, namun nilai KB tanah tetap tinggi, yakni semuanya lebih besar dari 100%.