Perancangan taman terapi bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah alam dan sains al-jannah, Cipayung, Jakarta Timur
Abstract
Ruang terbuka baik itu berupa ruang terbuka hijau atau taman merupakan suatu ruang luar yang tidak hanya berfungsi secara ekologis tetapi dapat juga berfungsi sebagai sarana penyembuhan. Ruang penyembuhan (healing spaces) dapat ditemukan di lingkungan alami. Salah satu bentuk pemanfaatan ruang luar sebagai media penyembuhan (terapi) terdapat pada fasilitas lembaga pendidikan formal, khususnya sekolah alam. Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berbasis pada alam. Selain anak-anak normal, dalam sekolah ini terdapat pula anak berkebutuhan khusus (ABK) diantaranya seperti penyandang autisme, asperger syndrome, ADHD/ADD (Attention-deficit hyperactivity disorder), cerebral palsy, disleksia, down syndrome, spinal muscular atrophy, hearing loss, gangguan belajar, dan lain-lain. Dengan berbagai keterbatasan itulah, anak berkebutuhan khusus ini tidak dapat berkembang secara normal seperti anak-anak pada umumnya. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan terapi yang dilakukan di dalam ruangan. Studi ini dilakukan untuk membuat rancangan ruang luar atau taman yang dapat memberikan fungsi-fungsi terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Manfaat yang dapat diperoleh dari studi ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam pengembangan taman atau ruang luar sebagai ruang terapi penyembuhan dan memberikan gambaran suatu desain taman terapi yang ideal. Studi dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah, yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Studi dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2009 yang meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data dan informasi, pengolahan data, dan penyusunan laporan hingga Juli 2010. Perancangan taman terapi di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah ini diperuntukkan terutama bagi anak berkebutuhan khusus. Tapak akan dikembangkan menjadi taman yang dapat memberikan fungsi-fungsi terapi dimana anak berkebutuhan khusus tersebut dapat belajar, tumbuh dan berkembang, serta memperoleh kesenangan seperti semua anak-anak lain yang tidak memiliki keterbatasan. Taman terapi yang dikembangkan merupakan taman terapi yang interaktif dan berorientasi pada alam, memotivasi anak-anak untuk mengeksplorasi lingkungan dan melakukan berbagai aktivitas seperti bermain dan lain-lain. Konsep taman terapi yang dikembangkan terinspirasi dari proses metamorfosis yang terjadi pada kupu-kupu. Dalam biologi, metamorfosis dapat diartikan sebagai perubahan yang sangat besar dalam bentuk dari satu taraf atau tingkatan ke tingkatan selanjutnya dalam kehidupan suatu organisme. Secara filosofis proses metamorfosis ini memiliki makna bahwa setiap manusia harus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Proses metamorfosis ini dianalogikan sebagai proses terapi anak berkebutuhan khusus dimana dalam prosesnya anak berkebutuhan khusus akan mengalami perubahan dari tidak bisa atau kurang bisa menjadi bisa atau lebih bisa. Taman terapi dirancang pada lahan seluas 256 m2 terdiri atas ruang terapi dan ruang non terapi (ruang penerimaan). Ruang terapi terdiri dari ruang terapi indoor dan ruang terapi outdoor.. Ruang terapi outdoor terbagi ke dalam empat sub ruang, yaitu ruang terapi sensorik, motorik, kognitif, dan sosial. Pada ruang terapi sensorik anak berkebutuhan khusus dapat menstimulasi indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan dengan faslitas yang ada. Fasilitas yang terdapat pada ruang terapi sensorik ini adalah jalur refleksi, texture table, sensory garden, serta wind chimes. Pada ruang terapi motorik anak berkebutuhan khusus dapat menstimulasi kemampuan motorik, pergerakan, dan keseimbangannya. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di ruang ini adalah undulating grassy slope, tangga, ramp, stepping log, balance beam, serta permainan anak. Terdapat pula jembatan lengkung yang selain sebagai penghubung antar ruang juga memiliki fungsi terapi, yaitu untuk melatih keseimbangan dan perspektif terhadap posisi. Ruang terapi kognitif dan ruang terapi sosial ini terletak di bagian selatan tapak. Pada ruang terapi kognitif terdapat outdoor stage dan planter box sedangkan pada ruang terapi sosial terdapat tempat duduk dan plaza dengan motif kupu-kupu yang dilengkapi dengan pergola sebagai penaung. Sirkulasi di dalam tapak hanya diperuntukkan bagi manusia. Pola sirkulasi berbentuk organik dengan garis lengkung dengan ukuran yang bervariasi, yaitu 1 m – 1,2 m. Jalur sirkulasi terbuat dari material berupa perkerasan (concrete), kayu, dan batu kerikil. Selain itu pada jalur sirkulasi tersebut akan dibentuk motif kupu-kupu. Kombinasi material dan motif kupu-kupu tersebut selain memberikan penampakan visual yang baik juga memiliki nilai terapi yang dapat dimanfaatkan. Vegetasi pada zona terapi lebih diarahkan kepada vegetasi yang dapat memberikan fungsi terapi. Vegetasi yang digunakan merupakan vegetasi dengan penampakan menarik, memiliki bunga atau daun dengan variasi bentuk; warna; dan tekstur, beraroma, tidak berduri atau bergetah. Terdapat pula vegetasi non terapi, yaitu vegetasi peneduh, vegetasi pembatas, dan vegetasi estetis. Pada zona non terapi vegetasi yang digunakan merupakan vegetasi estetis yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas estetika tapak.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]