Pengaruh pengeloaan hara terhadap nitrogen total tanah, produksi serta serapan nitrogen tanaman kubis (Brassica oleracea cv. Capitata) pada andisol, kejajar, Wonosobo
Abstract
Penelitian dilaksanakan di Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang berlangsung dari bulan Agustus 2009 hingga November 2009 pada ketinggian tempat 1375 m dpl. Analisis sifat kimia tanah dan serapan hara nitrogen dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Uji Tanah, Laladon, Bogor yang berlangsung dari bulan Maret 2010 hingga April 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh perlakuan FP (Farmer Practice) dengan IP (Improved Practice) terhadap nitrogen total tanah, produksi serta serapan nitrogen pada tanaman kubis. Kedua perlakuan disusun dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan uji T-test pada taraf 5% serta program komputer SPSS versi 11.5. Hasil analisis menunjukan bahwa kedua perlakuan dapat meningkatkan nitrogen total tanah walaupun secara statistik tidak berbeda nyata. Kadar nitrogen total tanah pada akhir tahun 2005 yaitu 0,29±0,01%. Tahun 2009 pada perlakuan IP dan FP masing-masing 0,34±0,14 dan 0,47±0,04% pada saat tanam serta 0,62±0,05 dan 0,71±0,15% pada saat panen. Kadar nitrogen pada tanaman kubis (akar, daun, dan knol) baik perlakuan IP maupun FP secara statistik tidak berbeda nyata. Kadar nitrogen pada akar, daun, dan knol pada perlakuan IP dan FP masing-masing 2,48±0,19 dan 2,11±0,17% pada akar, 3,02±0,26 dan 3,51±0,09% pada daun, 3,60±0,35 dan 3,81±0,20% pada knol kubis. Produksi pada perlakuan IP dan FP adalah 32,13±4,95 dan 33,46±2,93 kg/ha. Serapan nitrogen pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata secara statistik yaitu 109,57±22,68 kg/ha pada perlakuan IP dan 110,31±10,91 kg/ha pada perlakuan FP. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua perlakuan baik FP (Farmer Practice) maupun IP (Improved Practice) secara statistik tidak menunjukan beda nyata. Berdasarkan hasil analisis usaha tani, maka petani disarankan untuk mengikuti cara rekomendasi IP (Improved Practice).