Pemberian kotoran sapi pada pertanaman jagung (Zea mays) dinamika kadar c-organik dan n-tersedia pada andisol Lembang Jawa Barat
Abstract
Penelitian Pemberian Kotoran Sapi pada Pertanaman Jagung (Zea mays) : Dinamika Kadar karbon (C) organik dan nitrogen (N) tersedia pada Andisol Lembang Jawa Barat ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2009 hingga Mei 2010. Penelitian di lapangan dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa Barat, sementara analisis sifat kimia tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika perubahan kadar C-organik dan juga kadar N-tersedia (ammonium dan nitrat) pada tanah yang diberi perlakuan kotoran sapi. Perlakuan yang diberikan adalah 0 ton ha-1 and 20 ton ha-1 kotoran sapi. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada minggu ke-1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, dan 14 pada daerah perakaran (rhizosfer). Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi perubahan kadar C-organik serta kadar ammonium (N-NH4 +) dan nitrat (N-NO3 -) pada minggu-minggu pengambilan contoh tanah baik pada petak kontrol dan petak yang diberi perlakuan kotoran sapi. Proses nitrifikasi terjadi sejak minggu pertama inkubasi. Kadar NO3 - jauh lebih besar dibandingkan dengan kadar NH4 + pada setiap periode pengambilan contoh tanah. Kadar N-NO3 - mulai terlihat naik sejak minggu ke-3 inkubasi, diikuti dengan menurunnya kadar N-NH4 +. N-tersedia adalah Total dari N-NH4 + dan N-NO3 -. Data N-tersedia pada petak kontrol dan petak kotoran sapi disimulasi dengan menggunakan persamaan first order kinetic yaitu N=Nm (1-exp(-kt)), dengan N adalah konsentrasi Ntersedia, Nm adalah nilai N yang berpotensi termineralisasi, k adalah konstanta kecepatan mineralisasi, dan t adalah waktu dalam minggu. Persamaan first order kinetic untuk petak kontrol adalah N=560 (1-exp-0.242t) dengan nilai R2 sebesar 0.51 dan untuk petak kotoran sapi adalah N=717 (1-exp-0.223t) dengan R2 0.72. Berdasarkan nilai Nm dapat dilihat bahwa N yang berpotensi termineralisasi pada perlakuan kotoran sapi lebih tinggi dibandingkan petak kontrol, tetapi konstanta kecepatan mineralisasi N pada petak kontrol lebih cepat dibandingkan dengan petak yang diberi perlakuan kotoran sapi. Nilai R2 yang tinggi (0.5-1.0) menunjukkan bahwa persamaan-persamaan ini dapat digunakan untuk memprediksi laju N-tersedia pada minggu ke-t pada tanah Andisol Lembang. Dengan persamaan ini dapat dihitung bahwa N yang dapat termineralisasi akan habis pada minggu ke-30 setelah tanam