Hama dan penyakit jagung manis [Zea mays sccharata Sturt.] di Desa Benteng, Cibanteng dan Nagrog, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Penelitian dilaksanakan pada lahan petani di Desa Benteng, Cibanteng dan Nagrog, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan di Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 hingga Februari 2009 bertujuan untuk mengetahui jenis hama dan penyakit serta intensitas kerusakan yang ditimbulkan dan kaitannya dengan pola tanam jagung manis secara umum yang dilakukan petani. Pada setiap desa diamati lima lahan tanaman dan pada setiap lahan dilakukan tiga kali pengamatan. Selain itu, dilakukan juga pengamatan mingguan pada satu lahan di Desa Benteng. Pada setiap lahan diamati lima petak contoh dengan metode diagonal dan pada masing-masing petak diamati 10 tanaman contoh. Pengamatan dilakukan terhadap jenis hama dan patogen beserta persentase serangan dan intensitas kerusakan yang ditimbulkannya. Perbedaan serangan hama dan intensitas penyakit di setiap desa baik dengan pola monokultur maupun tumpangsari dihitung dengan menggunakan program MINITAB 14 dengan statistik uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Hama yang ditemukan pada tanaman jagung manis adalah Ostrinia furnacalis Guenee. (Lepidoptera: Pyralidae), Helicoverpa armigera Hubner. (Lepidoptera: Noctuidae), Rhopalosiphum maidis Fitch. (Homoptera: Aphididae) dan Oxya sp. (Orthophtera: Acrididae), sedang penyakit yang ditemukan adalah hawar daun (Helminthosporium turcicum Pass.), penyakit karat (Puccinia sorghi Schwein.), penyakit bulai (Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw.), penyakit hawar Curvularia sp. serta penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani Kuhn. Penyakit yang sangat berpengaruh terhadap produksi jagung manis adalah penyakit bulai yang dapat menurunkan hasil panen hingga 90% lebih. Budidaya jagung manis dengan pola tumpangsari tidak berpengaruh terhadap intensitas penyakit dan serangan hama, tetapi lebih berpengaruh terhadap tingkat keuntungan ekonomi. Pola tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan dengan pola monokultur. Usahatani jagung manis di Desa Benteng, Desa Cibanteng dan Desa Nagrog termasuk efisien.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]