Studi Keterkaitan Beban Limbah Terhadap Kualitas Perairan (Studi Kasus Kamal Muara)
Abstract
Perairan Teluk Jakarta banyak memberikan kontribusi dalam menunjang kehidupan penduduk Jakarta antara lain sebagai areal tambak, pemukiman nelayan, daerah wisata dan rekreasi, pelabuhan, pemukiman, transportasi dan sebagainya. Adanya 13 muara sungai yang membawa limbahnya baik dari pembuangan sampah, industri maupun rumah tangga serta kegiatan lainnya, menyebabkan perairan Teluk Jakarta mempunyai karakteristik yang khusus dan perairan ini menerima beban pencemaran yang cukup berat. Dengan beragamnya aktivitas di sekitar teluk dan juga beban limbah yang terbawa sungai serta perubahan tata guna lahan di Teluk Jakarta, mengakibatkan kualitas lingkungannya berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tentang beban limbah yang dihasilkan oleh industri dan rumah tangga di Perairan Teluk Jakarta (Kamal Muara), informasi tentang kontaminasi limbah (logam berat) pada biota air (plankton dan kerang hijau), dan gambaran persepsi masyarakat terhadap pencemaran yang terjadi di Perairan Teluk Jakarta(Kamal Muara). Pemilihan tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan: 1) Sungai Kamal merupakan salah satu sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta. Aktivitas pembangunan yang terkait dengan perairan pantai terus meningkat dari tahun ke tahun; 2) Perairan Kamal Muara masih digunakan untuk kegiatan perikanan khususnya budidaya kerang hijau sejak tahun 1983. Waktu penelitian yaitu selama 3 bulan yaitu pada bulan Agustus - Oktober 2008.Pengambilan contoh dilakukan di 3 stasiun yang dipilih atas dasar jenis aktifitas-aktifitas disekitarnya yang dapat menimbulkan pencemaran. Waktu penelitian yaitu selama 3 bulan yaitu pada bulan Agustus - Oktober 2008. Penentuan stasiun tersebut adalah sebagai berikut: (a) Stasiun 1: yaitu terletak di hulu Sungai Kamal yaitu sodetan sungai Cisadane ditentukan 2 substasiun, (b) Stasiun 2: yaitu sepanjang Sungai Mookevart yang terdapat kegiatan industri, transportasi,pasar dan perumahan ditentukan 3 substasiun, (c) Stasiun 3: yaitu terletak di muara Sungai Kamal ditentukan 2 substasiun dan (d) Stasiun 4: yaitu terletak di Perairan Kamal yang digunakan untuk aktifitas perikanan ditentukan 6 substasiun. Parameter yang diukur ditentukan berdasarkan parameter limbah cair kota yaitu : suhu, salinitas, pH, chemical oxygen demand (COD), biological oxygen demand (BOD), ammonia, sulfida, fosfat, oksigen terlarut, logam timah hitam (Pb), kadmium (Cd) dan merkuri (Hg). Parameter biologi ditentukan keberadaan bakteri Fecal coli dan Coliform. Analisis kruskal-wallis (non parametrik) dilakukan terhadap data kandungan logam berat (Hg, Pb, Cd) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar stasiun, apabila hasilnya menunjukkan berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan.