Analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani wortel di Kabupaten Tegal kasus di Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Abstract
Subsektor tanaman hortikultura termasuk salah satu subsektor yang memegang peranan penting dalam sektor pertanian. Kontribusi hortikultura terhadap PDB sektor pertanian merupakan kedua terbesar setelah sektor tanaman pangan pada tahun 2000-2004. Wortel merupakan salah satu komoditas unggulan hortikultura. Laju pertumbuhan produksi dan luas panen komoditi wortel merupakan yang paling tinggi pada tahun 2002-2005 untuk sayuran semusim, yaitu masing-masing sebesar 16,46 persen dan 7,36 persen. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan konsumsi wortel dari 0,42 kg/tahun menjadi 0,83 kg per tahun pada periode tahun 1990 – 2005. Secara Umum, luas panen, produksi dan produktivitas tanaman wortel di Jawa Tengah pada periode tahun 2000 – 2005 mengalami peningkatan, dengan laju masing-masing per tahun sebesar 4,67 persen, 11,78 persen dan 2,66 persen. Namun hal ini bertolak belakang dengan keadaan di Kabupaten Tegal. Luas panen yang semakin meningkat pada periode tahun 2003 – 2005 tidak diikuti peningkatan produksi dan produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat pendapatan petani dari usahatani wortel sebagai akibat penurunan produktivitas di Kabupaten Tegal dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor produksi. Selain itu juga menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor- faktor produksi. Penelitian dilakukan di Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten Tegal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung ke petani dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sbelumnya. Data sekunder diperoleh dari literatur dan instansi- instansi terkait seperti Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura Badan Pusat Statistika (BPS), situs-situs internet, dan perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor. Sedangkan pemilihan petani responden dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.